Adapun, setidaknya 24.000 orang telah meninggal akibat panas di India dalam 30 tahun terakhir. Perubahan iklim telah memicu gelombang panas di sana dan di negara tetangga Pakistan dan suhu diperkirakan akan memecahkan rekor setiap tiga tahun, sesuatu yang hanya akan terjadi sekali setiap 312 tahun jika iklim tidak mengalami perubahan radikal seperti itu.
BACA JUGA:Kupedes BRI, Bisa Pinjam Hingga Rp 250 Juta, Bunga Mulai 0,9 Persen, Berikut Caranya
“Proyeksi jangka panjang menunjukkan bahwa gelombang panas India dapat melewati batas kelangsungan hidup manusia sehat yang beristirahat di tempat teduh pada 2050," tulis para penulis studi Cambridge.
Tahun 2030, panas yang menyengat akan memangkas kapasitas untuk pekerjaan di luar ruangan sebesar 15%. Gelombang panas juga dapat merugikan India 8,7% dari PDB pada akhir abad ini.
Peneliti Cambridge menemukan bahwa seluruh Delhi, rumah bagi 32 juta orang, terancam oleh gelombang panas yang parah, tetapi pemerintah mengatakan hanya dua dari 11 distrik kota yang menghadapi risiko iklim tinggi.
Kepadatan, kurangnya akses ke listrik, air, sanitasi, dan perawatan kesehatan, bersama dengan kondisi perumahan yang buruk, dapat membuat penduduk Delhi, terutama mereka yang berpenghasilan rendah, bahkan lebih rentan terhadap panas.
“Pemerintah belum memahami pentingnya panas dan bagaimana panas dapat membunuh," kata Dileep Mavalankar, Direktur Institut Kesehatan Masyarakat India yang berbasis di Gujarat, kepada BBC.
Sementara itu, Kementerian Tenaga India telah meminta pembangkit listrik tenaga batubara untuk meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan listrik, yang mencapai rekor tertinggi minggu lalu saat suhu melampaui 43 derajat Celcius.(tim)