Sempat Alami Ini di Malaysia, Beginilah Kondisi Kakak Beradik Usai Menjadi Pahlawan Devisa

Rabu 16-10-2024,20:53 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Agus Faizar

Rahmat mengungkapkan bahwa keluarga terpaksa mengurung kedua saudara ini demi keamanan mereka sendiri dan masyarakat sekitar.

Kondisi H dan S yang sering kali tidak stabil dan cenderung agresif membuat keluarga khawatir bahwa mereka bisa melukai diri sendiri atau orang lain.
Meski dengan berat hati, keputusan ini diambil demi keselamatan semua pihak.
"Keduanya memang adik saya. Setelah pulang dari Malaysia, mereka mengalami gangguan jiwa yang cukup parah. Kami sudah mencoba berbagai cara, termasuk membawa mereka berobat ke Puskesmas, tapi kondisi mereka tidak banyak berubah," ungkap Rahmat kepada media pada Selasa (15/10/2024).

BACA JUGA:Digelar 14 Hari, Ini Titik Lokasi Operasi Zebra 2024 di Pekanbaru

Rahmat juga menambahkan bahwa meskipun mereka sudah mendapatkan perawatan medis, termasuk kontrol kesehatan mental setiap tiga bulan sekali, H dan S tetap harus dikurung di ruangan sempit di belakang rumah. 
"Kami sebenarnya tidak ingin mengurung mereka, tapi ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan mereka aman," tambahnya dengan nada pilu.

BACA JUGA:3 Cara Mengetahui Password WiFi Tetangga yang Belum Terhubung di HP

Upaya Pengobatan yang Dilakukan

Keluarga H dan S tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi ini. Mereka telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan kedua saudara tersebut. 
Selain membawa mereka ke Puskesmas Pabuaran, keluarga juga mendapatkan bantuan dari pihak lain, seperti Pak Bima yang sering memberikan obat dalam jumlah terbatas karena keterbatasan biaya. 

Kepala Puskesmas Purabaya, dr. Sudira Efendi, yang turut menangani kasus ini, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan jiwa terhadap H dan S menunjukkan bahwa keduanya cenderung diam. Namun, S lebih atraktif dan kadang-kadang menunjukkan perilaku yang tidak stabil.

"Sebenarnya, jika mereka rutin mengonsumsi obat tablet secara oral, kondisi mental mereka cenderung lebih stabil dan tenang.
Tapi jika obat tidak diminum sesuai jadwal, mereka bisa menjadi agresif karena gejala psikotik yang dialami," jelas dr. Sudira.

BACA JUGA:Modus Ngaku Tengkulak, Pencuri Ini Babak Belur Tertangkap Basah Mencuri Daun Bawang 20 Kg

Nasib H dan S adalah cerminan dari kenyataan pahit yang masih banyak dialami oleh para mantan TKI. Mereka yang berangkat dengan harapan untuk meraih masa depan yang lebih baik, namun pulang dengan beban mental yang berat. 

Kini, keluarga mereka hanya berharap ada keajaiban agar H dan S bisa kembali sehat, baik secara fisik maupun mental, dan menjalani kehidupan yang lebih layak.

 

(Sheila Silvina)

Kategori :