Kapolsek Wonomulyo, AKP Sandy Indrajatiwiguna, menjelaskan bahwa modus pelaku sangat licik karena menggunakan teknik sugesti yang membuat korban seolah tidak sadar dan mengikuti instruksi pelaku tanpa berpikir panjang.
BACA JUGA:Cek Harga Motor Bebek Trail Honda CT125, Performa Handal dan Teknologi Modern
Hajrah baru menyadari bahwa dirinya telah ditipu setelah seorang petugas keamanan bank menepuk pundaknya.
Satpam bank tersebut merasa curiga melihat perilaku Hajrah yang tampak seperti orang dalam keadaan terhipnotis, dan mencoba membangunkannya dari kondisi tersebut.
Kepada pihak berwenang, AKP Sandy mengungkapkan bahwa Hajrah menjadi korban penipuan karena terbuai janji beasiswa untuk anaknya, yang ternyata hanya tipuan dari pelaku.
Setelah sadar dari pengaruh pelaku, Hajrah merasa sangat terpukul dan tidak menyangka bahwa dirinya bisa terjerumus ke dalam penipuan semacam ini.
BACA JUGA:Lowongan Kerja di PT Sucofindo Masih Dibuka, Ini Syarat dan Besaran Gajinya!
Menurut AKP Sandy, pihak kepolisian telah meminta Hajrah untuk melaporkan kasus ini ke Polres Polewali Mandar.
Selain itu, Polsek Wonomulyo berjanji akan berkoordinasi dengan pihak bank agar dapat membantu investigasi.
“Kita arahkan untuk melapor ke Polres. Dari pihak Polsek, kami juga akan berkomunikasi dengan pihak bank untuk mendalami kasus ini,” ujar Sandy.
Sandy juga memberikan imbauan kepada pihak keamanan bank untuk lebih waspada terhadap nasabah yang rentan menjadi korban penipuan, khususnya yang menunjukkan perilaku mencurigakan saat bertransaksi di ATM.
“Kami berharap para satpam bisa memantau dan lebih jeli terhadap nasabah yang terlihat bertingkah aneh atau ragu saat bertransaksi. Jangan sampai mereka jadi korban penipuan,” tambahnya.
BACA JUGA:Ngeri, Ribuan Tikus Muncul dan Serbu Pemukiman Warga, Begini Kata Polisi
Ia mengingatkan bahwa teknik manipulasi melalui telepon yang banyak terjadi belakangan ini kerap menargetkan kalangan ibu rumah tangga atau masyarakat yang belum sepenuhnya paham dengan taktik penipuan modern.
Kisah tragis yang menimpa Hajrah ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap segala bentuk panggilan telepon atau pesan singkat yang mengatasnamakan program bantuan atau iming-iming beasiswa.
Penipuan passobis sering kali menargetkan emosi korban, seperti ketakutan atau harapan besar untuk anak-anaknya. Oleh karena itu, AKP Sandy juga mengimbau agar setiap orang selalu memastikan keabsahan informasi yang diterima, terutama jika ada permintaan uang dari pihak yang tidak dikenal.