BACA JUGA:Ramai Soal Dugaan Plagiat Buku Karya Peter Carey oleh Dosen FIB UGM, Pihak Kampus Bilang Begini
BMKG juga menambahkan agar pengguna transportasi, terutama yang menggunakan jalur laut dan udara, untuk memantau kondisi cuaca secara berkala.
Peringatan serupa diberikan kepada para nelayan yang diminta untuk tidak memaksakan diri melaut jika cuaca sedang buruk, demi keselamatan mereka.
Salah satu aplikasi yang bisa digunakan masyarakat untuk memantau cuaca terkini adalah InfoBMKG yang disediakan oleh pihak BMKG.
BACA JUGA:Bakal Cair Lagi, Cek Jadwal Pencairan Bansos PKH Tahap 4 di Sini
Dampak Siklon Tropis Yinxing bagi Indonesia
Selain kondisi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh musim penghujan dan fenomena La Nina, BMKG juga memperingatkan dampak dari Siklon Tropis Yinxing yang saat ini berada di sekitar Laut Filipina.
Menurut Guswanto, siklon ini diprediksi akan meningkat intensitasnya dalam 24 jam ke depan dan bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Meskipun demikian, pertumbuhan siklon ini dapat berdampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, serta peningkatan tinggi gelombang laut.
Beberapa wilayah yang diperkirakan akan terdampak oleh siklon ini antara lain Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
BACA JUGA:Tak Sulit, Begini Cara Menyambungkan Nomor Rekening ke Kartu Prakerja, Insentif Siap Cair
Selain itu, daerah perairan seperti Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera juga diharapkan mengalami peningkatan gelombang laut antara 1,25 hingga 2,5 meter, yang termasuk kategori laut sedang.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di wilayah pesisir untuk lebih berhati-hati dan menghindari kegiatan yang berisiko tinggi selama cuaca buruk.
BACA JUGA:Sudah Dinantikan, Kapan Jadwal Pencairan Bansos PIP Tahap 3?
Peningkatan Curah Hujan dan Potensi Bencana Hidrometeorologi
BMKG juga memprediksi peningkatan curah hujan yang lebih tinggi pada tahun 2024 hingga awal 2025, yang diperkirakan mencapai 20% lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini berpotensi meningkatkan frekuensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Oleh karena itu, Dwikorita menekankan pentingnya antisipasi yang baik, mulai dari peningkatan kewaspadaan di kalangan masyarakat hingga kesiapsiagaan pihak pemerintah dalam mengelola infrastruktur dan sumber daya alam.
Berdasarkan analisis BMKG, potensi cuaca ekstrem yang terjadi tidak hanya akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat, tetapi juga aktivitas penting lainnya, seperti penerbangan dan pelayaran.