Kesehatan mental bagi para Gen Z tidak hanya didapatkan dari media sosial. Tetapi juga masalah interpersonal seperti konflik dengan pacar, toxic relationship, konflik dengan keluarga dan berbagai masalah lainnya.
Sayangnya tak jarang Gen Z membawa masalah interpersonal ke ruang publik di media sosial. Sehingga banyak pihak yang ikut terlibat dan memberikan komentar yang mengakibatkan keadaan serius.
Selain itu, obesitas dan gangguan mood seperti depresi atau kecemasan menjadi masalah kesehatan yang sering ditemukan di kalangan remaja dan mahasiswa.
BACA JUGA:27 Persen Pemilih di Pilkada 2024 Rejang Lebong Didominasi Gen Z, Kesbangpol akan Lakukan Ini
Aurora Ardina Fawwaz, seorang Peer Counselor "Kita Teman Cerita" membenarkan bila media sosial sering kali membangan standar yang tidak realitas mengenai pencapaian dan penampilan fisik.
Sehingga Gen Z kerap merasa dirinya tidak berharga dan mendapat tekanan untuk memenuhi penampilan fisik. Untuk mengatasi hal ini, penggunaan media sosial yang bijak sangat diperlukan.
"Menetapkan batasan dalam penggunaan. Seperti membatasi screen time, menentukan tujuan yang jelas dalam menggunakan media sosial, dan berhati-hati dalam memberikan komentar, merupakan beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjaga kesehatan mental," pesannya.
BACA JUGA:Unik, Ini Cara BPIP Terapkan Nilai-nilai Pancasila untuk Generasi Milenial dan Gen Z
Itulah mengenai fakta tentang Gen Z yang dikenal dengan digital natives. Ketertarikan Gen Z pada fenomena viral bukan hanya sekadar mengikuti tren, tetapi juga mencerminkan cara mereka berinteraksi dengan dunia. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
(Putri Nurhidayati)