"Mereka mencari orang bernama Andre Ginting. Setelah itu, saya membuka pintu dan diseret keluar rumah. Saya dipukuli dan dibawa ke markas Armed 2/105," kata Rofika dalam wawancara di Desa Selamat.
Di markas, Rofika didudukkan dan dipukuli, kemudian diminta untuk pulang. "Kepala saya luka bocor, memar di tangan dan punggung," tambahnya.
BACA JUGA:BRILink Tersebar, Akses Perbankan Layanan BRI Mudah Dijangkau
Menurut laporan, sebanyak 33 prajurit TNI dari Batalyon Armed 2/105 diduga terlibat dalam penyerangan terhadap warga Desa Selamat.
Peristiwa ini mengundang keprihatinan luas di masyarakat, termasuk di kalangan pejabat tinggi TNI. Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, mengonfirmasi bahwa para prajurit tersebut kini sedang dalam proses pemeriksaan.
Panglima Kodam I Bukit Barisan, Letjen Mochamad Hasan, turut menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada warga Desa Selamat atas insiden yang terjadi.
“Kami sudah memproses hukum permasalahan ini. Kami memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi,” kata Hasan saat mengikuti acara adat pemakaman Raden Barus di jambur Desa Selamat, Minggu (10/11/2024).
“Dan sekali lagi, bersama keluarga besar Bukit Barisan, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya ikhlas,” kata Hasan.
BACA JUGA:Bus di Jepang Ditempel Stiker Bertuliskan 'Pulang Malu Tak Pulang Rindu’, Siapa Pemiliknya?
Di lain pihak, Komandan Batalyon Armed 2, Letkol Arm Herman Santoso, turut memberikan respons atas situasi yang memanas.
Saat ratusan warga menggeruduk markas Batalyon Armed untuk menuntut keadilan, Herman menerima mereka dan menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab atas tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak buahnya.
Peristiwa ini membawa duka mendalam bagi masyarakat Desa Selamat. Kehilangan salah satu warganya dalam situasi yang memilukan ini membuat masyarakat menuntut keadilan.
Mereka berharap ada langkah konkret dari pihak TNI untuk menindak tegas pelaku dan memberikan jaminan keamanan bagi warga.
BACA JUGA:Kajati Bengkulu Syaifudin Tagamal: Teladani Pahlawan dan Cintai Negerimu
Mereka juga berharap agar konflik-konflik antara prajurit TNI dan warga sipil bisa ditangani secara bijaksana tanpa menimbulkan korban jiwa.
Peristiwa ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk menjaga kerukunan dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih bijak.
Pihak TNI menegaskan bahwa tindakan para prajurit yang menyerang warga Desa Selamat bukan merupakan representasi dari seluruh institusi TNI.
Sheila Silvina