BACA JUGA:Tak Terima Ditegur, Pria Ini Malah Tonjok Pengendara Mobil
Pengakuan Korban dan Keluarga
Pengakuan korban yang disampaikan oleh salah satu anggota keluarganya, MLW, menegaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat LLW sedang lembur di kantor.
Korban mengaku bahwa pimpinan bank unit tersebut tidak hanya memegang paha, tetapi juga alat vitalnya.
Setelah kejadian, LLW segera menghubungi keluarganya dan menceritakan insiden tersebut sambil menangis.
Keluarga korban yang mendengar kabar ini langsung mendatangi kantor bank untuk meminta penjelasan. Sayangnya, menurut MLW, satpam yang bertugas saat itu enggan memberi informasi terkait nama pimpinan tersebut.
Tak ingin masalah ini berlarut-larut, keluarga LLW memutuskan untuk membawa kasus ini ke kantor polisi.
"Kami keluarga besar merasa tercoreng atas perilaku ini. Ini harus diproses agar tidak ada korban lain di masa mendatang," tegas MLW.
BACA JUGA:Apakah Ada Mobil Daihatsu Sigra Bekas Harga Rp 50 Juta? Cek Harganya di Sini
Langkah Hukum dan Harapan Keluarga
Kasus ini kini tengah dalam tahap penyelidikan intensif oleh Polres Lembata. Pihak kepolisian memastikan bahwa mereka akan menuntaskan kasus ini secara adil.
Selain meminta keterangan dari korban, pihak penyidik juga akan memanggil saksi-saksi yang berada di lokasi kejadian untuk memperkuat bukti.
Pihak keluarga korban berharap proses hukum dapat berjalan transparan dan adil. Mereka juga menyerukan agar pelaku diberikan sanksi yang setimpal.
"Ini bukan hanya tentang anak kami. Jika dibiarkan, kemungkinan besar akan ada korban lain yang mengalami hal serupa," tambah MLW
BACA JUGA:Sudah Tahu Belum, Beli Tiket Pesawat Pakai BRImo dapat Poin Reward
Pelecehan Seksual di Tempat Kerja: Masalah yang Perlu Diberantas
Kasus ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa pelecehan seksual di tempat kerja masih menjadi isu serius.
Korban yang berani melapor seperti LLW adalah langkah penting untuk menghentikan perilaku buruk yang dilakukan oleh oknum pimpinan.
Malnsir dari Tribun-Medan, pelecehan seksual di tempat kerja sering kali tidak terlaporkan karena banyak korban merasa takut akan dampak negatif, seperti kehilangan pekerjaan atau tekanan sosial.