NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Di balik tembok penjara, ada cerita yang tak jarang terungkap ke permukaan. Salah satunya adalah insiden yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA:Perkenalkan Sosok Pak Ribut, Guru Viral yang Berikan Muridnya Uang Rp 1 Juta Gara-gara Ini
Dalam sebuah kejadian yang cukup menggemparkan, Revanda Bangun, Kepala Lapas (Kalapas) Waingapu, terlibat cekcok hebat dengan sejumlah pegawai di bawah pimpinannya. Perseteruan ini bukan hanya berakhir dengan perdebatan, tetapi juga dengan pencopotan Revanda dari jabatannya.
Kejadian ini menjadi viral setelah video rekaman yang menunjukkan keributan di antara Kalapas dan beberapa pegawai lapas tersebar luas di media sosial.
BACA JUGA:Memasuki Termin ke 3, Kapan Pencairan PIP Kemdikbud 2024? Cek Jadwal dan Besaran Nominal
Dilansir dari laman resmi detikbali.com video berdurasi sekitar tiga menit itu memperlihatkan momen ketika Revanda tampak sedang merokok di hadapan sejumlah pegawai. Salah seorang pegawai yang tampak mengenakan pakaian hitam, dengan suara keras mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap sikap Revanda yang dinilai arogan dan tidak menghargai bawahannya.
"Jangan begitu Bapak, saya ini sudah tua di sini, 33 tahun saya bekerja di sini Bapak. Jangan begitu Bapak, yang enak saja Bapak," ujar pria berbaju hitam itu dengan nada tinggi dalam video tersebut.
BACA JUGA:Komitmen Melayani Sepenuh Hati, CS BRI Tuai Pujian Usai Layani Nasabah Tuli
Kalimat ini mencerminkan kekecewaan mendalam, karena selama bertahun-tahun mengabdi, pegawai tersebut merasa dirinya diperlakukan dengan tidak semestinya.
Tidak hanya itu, pria yang mengungkapkan ketidakpuasannya tersebut juga menyebutkan bahwa sering kali mereka dicap dengan kata-kata kasar oleh Revanda, seperti "goblok" dan "tidak bisa bekerja."
Teguran keras dari pegawai lainnya semakin memanaskan suasana. Salah satu dari mereka dengan nada tinggi menegaskan bahwa mereka adalah manusia, dan mereka tidak pantas diperlakukan dengan penghinaan semacam itu.
"Silakan mau suruh siapa untuk sapu. Bersihkan di sana. Kami juga manusia, punya otak. Tuhan kasih kami juga," ujar seorang pegawai lain. Ini menunjukkan betapa besar rasa ketidakadilan yang mereka rasakan selama ini.
BACA JUGA:Libatkan 10 Agent Travel, Indonesia AirAsia Gelar Promo Travel Fair 2024 di Surabaya
Pegawai Lapas Waingapu merasa bahwa mereka telah bekerja secara tulus dan ikhlas demi merawat dan menjaga para tahanan. Mereka mengakui bahwa kondisi mereka bukanlah yang terbaik secara materi, tetapi mereka tetap melayani dengan sepenuh hati.
"Kami orang miskin Pak, tapi kami bisa layani saudara-saudara (tahanan) kami yang di dalam," kata salah satu pegawai, dengan nada tegas menanggapi perlakuan yang mereka terima.