Jika lahan adalah bekas tanaman kelapa sawit, tunggul-tunggul sawit harus dibongkar dan dimusnahkan dengan cara dibakar.
Jika ada tanaman yang terinfeksi harus segera dibongkar beserta tunggulnya dan dibakar agar tidak menular ke tanaman lainnya.
Pengapuran pada bekas tunggul tanaman yang terinfeksi.
5. Penyakit Akar/Busuk Akar Sawit (Blast disease)
Penyakit akar atau disebut juga Blast disease disebabkan oleh cendawan/jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Cendawan ini menyerang sistem perakaran tanaman kelapa sawit yang berada didalam tanah dan menyebabkan akar tanaman membusuk.
Akar tanaman yang terinfeksi membusuk dan rusak sehingga fungsinya sebagai penyerap nutrisi dan air terhenti.
BACA JUGA:Tabel Pinjaman KUR BRI Plafon Rp 10 Juta, Angsuran Mulai Rp 70 Ribuan Per Hari
Akibatnya tanaman kelapa sawit mengalami pertumbuhan yang tidak normal dan lama kelamaan mati.
Gejala yang terlihat pada tanaman yang terinfeksi jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp adalah ; pertumbuhan tanaman yang tidak normal, pertumbuhan kerdil, tanaman menjadi lemah dan terjadi nekrosis (daun berubah warna dari hijau menjadi kuning) pada daun tanaman.
Perubahan warna daun (nekrosis) dimulai dari ujung daun dan dalam waktu hanya beberapa hari saja tanaman akan mati.
Penyakit ini bisa menyerang mulai dari pembibitan, tanaman muda hingga tanaman dewasa.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit akar pada tanaman kelapa sawit adalah dengan melakukan budidaya yang baik dan benar sesuai dengan prosedur budidaya yang dianjurkan.
Tindakan yang paling efisien untuk mencegah penyakit akar sebaiknya dilakukan sejak dini, yakni sejak pemilihan bibit dan persemaian.
Berikut ini upaya-upaya pencegahan sejak pembibitan:
Menggunakan benih dari varietas bersertifikat yang sudah teruji kualitasnya.
Menggunakan media semai yang baik dan tidak terinfeksi jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.