5. Suka Makan Makanan Haram
Makanan yang masuk ke dalam tubuh menjadi salah satu syarat diijabahnya suatu doa dan merupakan satu prasyarat diberikannya keturunan sholih dan sholihah. Ini tentu berkaitan dengan dengan konsep rezeki.
Tubuh yang di dalamnya dimasuki oleh makanan dari hasil yang haram, tentu tidak akan mendapatkan ijabah atas doa yang dipanjatkan sehingga secara tidak langsung pintu rezeki akan ikut tertutup karenanya.
Tak hanya dari bentuk makanan yang haram, cara perolehan makanan yang haram juga bisa dikategorikan sebagai makanan yang haram meskipun wujud makanan tersebut halal adanya. Cara perolehan seperti dari mencuri, korupsi, merampok, menyuap, dan sejenisnya termasuk cara perolehan harta yang haram.
Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 12, Allah telah berfirman mengenai hal ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah: 172).
6. Terlalu Memikirkan Duniawi
Telah diketahui bersama bahwa pada hakikatnya manusia diciptakan di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah. Oleh karenanya, semua yang dilakukan seorang hamba di dunia ini adalah dalam rangka mencari ridho Allah semata dan mengumpulkan bekal untuk kehidupan kelak di akhirat.
Akan tetapi, ada kalanya kenikmatan dunia mengaburkan tujuan sesungguhnya manusia diturunkan ke muka bumi. Kenikmatan fana dunia membuat manusia lupa akan akhirat dan terlalu mementingkan unsur dunia. Hal ini tentu berimbas pada seretnya rezeki yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.
Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya di Surah Al-Hadid ayat 20:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. Al-Hadîd: 20).