Tauhid yang sempurna sebagai hal yang utama dalam Islam tak akan mungkin terwujudkan tanpa adanya sikap yang menyandarkan tiap kenikmatan hanyalah kepada Allah.
Bila hal ini terjadi (kufur nikmat) maka tauhidnya jauh dari sempurna dan justru jatuh ke dalam kesyirikan yang membuat berbagai pintu rezeki tertutup untuk seorang hamba.
Dalam Al-Quran Surah Ibrahim ayat 7 ditegaskan bahwa dalam sikap mudah bersyukur dengan melibatkan kerendahan hati dan juga sadar bila semua rezeki, kesehatan, dan ilmu hanyalah berasal dari Allah akan semakin melimpahkan nikmat yang diberikan Allah.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim ayat 7).
4. Menafikan Anak Yatim
Penyebab rezeki seret lainnya adalah perbuatan menafikan atau tidak memperhatikan anak yatim. Padahal baik Allah dan Rasulullah selalu mnyampaikan keutamaan dalam memperhatikan anak yatim ini. Pada beberapa seruan lainnya, Allah selalu menyertakan perhatian kepada fakir miskin juga.
Salah satu dalilnya termaktub dalam Surah Al Baqarah ayat 220 yang berbunyi:
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَٰمَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ ٱلْمُفْسِدَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah: 220).
Bagi orang-orang yang menafikan atau juga menghardik anak yatim oleh Allah SWT dimasukkan ke dalam golongan pendusta agama. Pada Surah Al Maun ayat 1 hingga 3 Allah SWT menegaskan hal tersebut.
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ (1) فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ (3)
Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1), Itulah orang yang menghardik anak yatim (2) dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (3)” (QS. Al Ma’un: 1-3).