NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Jadi waduk terbesar di Wonogiri, ini asal usul serta fakta tentang waduk Gajah Mungkur.
Waduk Gajah Mungkur, yang terletak di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dikenal sebagai salah satu waduk terbesar di Indonesia.
Keindahan alamnya, fungsi strategisnya, dan cerita sejarah yang mengiringi pembangunannya menjadikan waduk ini sebagai destinasi wisata sekaligus simbol pengorbanan ribuan warga demi pembangunan bangsa.
Salah satu fenomena menarik yang muncul di waduk ini adalah terlihatnya makam-makam kuno saat musim kemarau. Fenomena ini memunculkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat maupun wisatawan.
BACA JUGA:Penting! Begini Cara Mengecek Keaslian KTP untuk Hindari Penipuan, Bisa Langsung Dicoba
Fenomena Makam Kuno di Tengah Waduk Gajah Mungkur
Setiap musim kemarau, pemandangan unik terjadi di Waduk Gajah Mungkur. Air waduk yang surut memperlihatkan makam-makam lama yang biasanya tersembunyi di dasar waduk.
Fenomena ini biasanya berlangsung antara bulan Juli hingga September, ketika curah hujan sangat minim. Makam-makam yang terlihat memiliki batu nisan berbentuk persegi panjang, dengan susunan bertumpuk dan ukuran yang beragam.
Selain makam, terdapat juga sisa-sisa bangunan, puing batu bata, hingga jejak permukiman lama. Kompleks makam ini akan kembali tenggelam ketika musim hujan tiba dan volume air waduk meningkat. Meski sering dianggap kuno, makam-makam tersebut sebenarnya berasal dari era 1970-an, yaitu masa ketika waduk ini mulai dibangun.
BACA JUGA:Baru Tahu, Ternyata Ini Urutan Kementerian dengan Gaji PNS Paling Tinggi di Indonesia
Sejarah Pembangunan Waduk Gajah Mungkur
Ide pembangunan Waduk Gajah Mungkur bermula pada tahun 1941. Gagasan ini dicetuskan oleh RM Sarsito Mangunkusumo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pekerjaan Umum Mangkunegaran di Surakarta. Namun, pelaksanaannya baru dimulai pada tahun 1976, atau sekitar 35 tahun setelah ide ini dicetuskan.
Pembangunan waduk dilakukan dengan membendung aliran Sungai Bengawan Solo, yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa.
Proyek besar ini dikerjakan langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum tanpa melibatkan kontraktor asing.
Waduk ini mulai diisi air pada Juli 1981 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 17 November 1981. Total biaya pembangunan mencapai USD 111,056 juta atau setara dengan Rp69,5 miliar pada saat itu.
BACA JUGA:Tampil Ala Cruiser, Ternyata Segini Harga Kawasaki Vulcan S 2025
Namun, pembangunan Waduk Gajah Mungkur bukan tanpa pengorbanan. Sebanyak 41.369 warga dari 45 desa di enam kecamatan di Wonogiri harus direlokasi.
Sebagian besar warga mengikuti program transmigrasi ke Sumatera, sementara sebagian lainnya pindah ke daerah sekitar. Selain itu, tanah seluas 10.156 hektar juga harus dibebaskan untuk pembangunan waduk ini.
Nama "Gajah Mungkur" diambil dari Pegunungan Gajah Mungkur yang berada di sisi barat waduk. Nama ini menjadi simbol kedekatan waduk dengan alam dan sejarah lokal.
BACA JUGA:Ramalan Zodiak Hari Ini 12 Januari 2025, Rupanya Zodiak Ini Dihantam Rezeki
Fakta Menarik Tentang Waduk Gajah Mungkur
Berikut sederet fakta menarik yang perlu Anda ketahui mengenai waduk ini, yakni:
1. Waduk Terbesar di Jawa Tengah
Waduk Gajah Mungkur memiliki luas genangan lebih dari 8.800 hektar, menjadikannya salah satu waduk terbesar di Jawa Tengah.
Bahkan, luas waduk ini lebih besar dari tujuh kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas genangan waduk ini mencapai 56,07 kilometer persegi.
2. Penggusuran Desa untuk Pembangunan
Pembangunan Waduk Gajah Mungkur melibatkan proses bedol desa, yaitu pemindahan seluruh penduduk dari desa-desa yang tergenang air waduk.
Total ada 67.157 jiwa dari 51 desa yang harus direlokasi. Pengorbanan besar ini dikenang melalui keberadaan Patung Bedol Desa yang menjadi simbol perjuangan warga.
BACA JUGA:Baru Tahu, Ternyata Ini Urutan Kementerian dengan Gaji PNS Paling Tinggi di Indonesia
3. Makam di Dasar Waduk
Fenomena makam yang muncul saat air surut menambah daya tarik Waduk Gajah Mungkur. Makam-makam ini tersebar di beberapa kecamatan seperti Wuryantoro, Eromoko, Baturetno, dan Nguntoronadi.
Menurut Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Wonogiri, makam-makam ini merupakan peninggalan dari desa-desa yang tergenang air waduk sejak tahun 1970-an.
4. Fungsi Strategis Waduk
Waduk Gajah Mungkur awalnya dibangun untuk mengatasi banjir tahunan di daerah sekitar. Selain itu, waduk ini juga berfungsi sebagai penampung air yang digunakan untuk irigasi persawahan di empat kabupaten sekitar Wonogiri. Tidak hanya itu, waduk ini juga menjadi sumber pasokan air bersih bagi masyarakat.