Alasan dan Penyebab 13 Makam Keramat di Mojokerto Dibongkar

Rabu 15-01-2025,18:08 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Agus Faizar

BACA JUGA:16 Jam Perjalanan, Jenazah Almarhum Bupati Kaur Lismidianto Tiba di Desa Pulau Panggung

Aktivitas di Balik Makam Palsu

Saat pandemi COVID-19 melanda, makam palsu tersebut menjadi tempat ziarah bagi para pengikut Habib Soleh. 

Mereka kerap menggelar doa bersama, tahlil, dan istigasah. Namun, kegiatan yang terkesan positif ini ternyata memiliki sisi gelap. Ada indikasi kuat bahwa makam palsu ini dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan pribadi.

“Mereka meminta iuran dari masyarakat. Bahkan, ada kotak amal yang tidak jelas penggunaannya. Beberapa warga mengaku dimintai dana untuk pembangunan makam ini, termasuk upaya meminta dana desa sebesar Rp 30 juta. Namun, pemerintah desa tidak memberikan dana itu karena mengikuti prosedur yang benar,” ungkap Athourrahman.

BACA JUGA:Makin Mudah dan Praktis, Begini Cek Pajak Kendaraan Bermotor Melalui WhatsApp

Pembongkaran Makam Palsu

Setelah melalui serangkaian pertemuan, akhirnya 13 makam keramat palsu ini resmi dibongkar pada Senin (13/1).  Proses pembongkaran dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk komunitas budaya seperti Pendekar Darah Garuda Mojokerto, Aliansi Putro Wayah Majapahit, Klampis Ireng Dharma Kasepuhan Mojopahit, dan Pasopati Nusantara.

“Langkah ini adalah bentuk tegas melindungi sejarah leluhur agar tidak terdistorsi oleh oknum yang hanya mencari keuntungan pribadi,” ujar Athourrahman.

BACA JUGA:Harga dan Spesifikasi Maka Cavalry, Motor Listrik dengan Teknologi Futuristik

Kekhawatiran Akan Pengulangan Kejadian Serupa

Kasus ini menjadi pembelajaran penting bagi masyarakat, khususnya di wilayah yang sarat sejarah seperti Mojokerto.  Manipulasi sejarah dengan dalih mistis seperti mimpi atau klaim sepihak dapat berujung pada kerugian sosial dan material. Tak hanya mengaburkan fakta sejarah, hal ini juga bisa menciptakan konflik di tengah masyarakat.

Athourrahman berharap peristiwa ini menjadi yang terakhir di wilayah Bumi Majapahit.

“Tidak boleh ada lagi makam-makam palsu yang didasarkan pada mimpi atau klaim tak jelas. Leluhur kita adalah sosok yang nyata dan jelas dalam sejarah, bukan dari imajinasi semata,” tegasnya.

BACA JUGA:Gawat! Per 15 Januari 2025 Harga Gas LPG 3 Kg di Daerah Ini Naik, Segini Harganya

Melestarikan Sejarah, Menolak Manipulasi

Kategori :