BACA JUGA:Kisah Misteri Makhluk Bunian di Bukit Barisan Sumatera dan Si Pahit Lidah
6. Mengajak bermain sambil berkomunikasi sesering mungkin
Ketika bermain dengan anak, usahakan untuk sesering mungkin mengajaknya berkomunikasi. Ucapkan 1 atau 2 kata sambil bermain dengan anak atau tanyakan berbagai hal, seperti “Mau kemana?”, “Ini mobilnya besar atau kecil, ya?”, atau pertanyaan sederhana lainnya.
Hal serupa dapat juga orang tua terapkan ketika anak memainkan mainan kesukaannya, seperti puzzle, kereta api, boneka, atau balok.
Jika anak bermain sambil berbicara sendiri, maka orang tua dapat mengulangi ucapannya dan menanggapi lebih luas setiap kata yang keluar dari mulutnya.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Sekolah Pramugari Terbaik di Indonesia, Bisa Keliling Dunia
7. Mengajarkan bahasa isyarat
Mengajarkan anak bahasa isyarat mampu mengembangkan kemampuan berbahasanya. Meski tidak sedikit yang menentangnya, penggunaan bahasa isyarat pada anak, khususnya bayi dan balita, tidak akan memengaruhi perkembangan bahasanya.
Menggunakan bahasa isyarat memungkinkan anak untuk berkomunikasi dan mengekspresikan keinginannya.
Misalnya, jika membujuk anak untuk tidur, ucapkan kata “tidur” sembari mengatupkan kedua tangan dan menempelkannya ke pipi.
BACA JUGA:Kisah Misteri Makhluk Bunian di Bukit Barisan Sumatera dan Si Pahit Lidah
8. Memberi pemahaman terkait nama-nama benda
Beberapa bayi atau balita dengan kondisi speech delay akan menunjuk atau mengambil langsung benda yang diinginkannya. Untuk melatih kemampuan bicaranya, cobalah bantu anak memahami nama-nama benda tersebut.
Misalnya, ketika anak menunjuk ke arah botol kosong, maka orang tua dapat membantu mengambil barang tersebut sambil mengucapkan, “Botol? Apakah kamu mau mengambil botol ini?”.
Hal ini berguna untuk melatih anak dalam mengucapkan kata “botol”. Dengan begitu, ia akan terlatih untuk meminta sesuatu secara verbal.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Pantai Indah di Wonogiri yang Wajib Dikunjungi, Pesona Alam Nan Asri