
Siang akhirnya berubah menjadi sore. Abu Nawas kemudian langsung bersiap-siap. Baginya suatu kehormatan mendapat undangan dari raja. Karena pasti bukan orang biasa yang diundang untuk acara syukuran raja.
Setelah mandi dan mengenakan pakaian terbaiknya, Abu Nawas tidak lupa menyisir rambut dan mengoleskan minyak wangi. Dia tidak ingin penampilannya mengecewakan.
Sejenak kemudian Abu Nawas berpamitan dengan istrinya dan berjalan menyusuri jalan menuju rumah raja.
Tiba di halaman rumah raja, Abu Nawas sudah disambut ramah. Bahkan raja sendiri yang menyambut Abu Nawas di pintu. Rupanya raja ini cukup suka dengan Abu Nawas karena tingkah laku Abu Nawas yang sering mengundang tawa.
BACA JUGA:6 Cara Mudah Menghasilkan Uang dari Telegram, Tanpa Modal Awal
“Wah...rapi sekali kau Abu Nawas. Silakan...silakan masuk,” kata raja menyambut kedatangan Abu Nawas.
Abu Nawas tidak lupa mengucap salam dan langsung mengikuti permintaan raja masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah, sudah tersedia beberapa meja untuk tamu. Di atas meja itu terhidang berbagai makanan dan minuman yang pastinya membuat Abu Nawas langsung merasa lapar.
Abu Nawas kemudian langsung menuju salah satu meja dan duduk di sana. Tidak lama kemudian, menyusul raja masuk ke dalam rumah dan duduk persis di samping Abu Nawas.
Di meja itu, selain ada Abu Nawas dan raja juga ada beberapa tamu. Tanpa banyak basa-basi, raja tahu kalau Abu Nawas sudah mengincar makanan di atas meja.
BACA JUGA:5 Aplikasi Nonton Video yang Bisa Jadi Ladang Uang, Terbukti Cair
“Silakan..silakan dinikmati makanannya. Makan saja sepuasnya. Pokoknya malam ini kita bersenang-senang, makan dan minum sepuasnya,” ucap raja.
Seolah-olah berusaha bersikap ramah menghormati tuan rumah, Abu Nawas kemudian mengambil satu paha ayam bakar. Sembari menikmati paha ayam itu, Abu Nawas membuka omongan dengan raja. “Paduka raja, kalau boleh tahu dalam rangka apa syukuran malam ini?,” tanya Abu Nawas.
“Abu Nawas, sungguh kamu tidak perhatian dengan saya. Hari ini adalah hari ulang tahun saya. Makanya saya mengundang beberapa orang untuk merayakannya,” jawab raja sembari melempar senyum.
Obrolan pun berlanjut. Namun tiba-tiba salah satu tamu di meja mereka berujar, “Paduka raja sepertinya Anda butuh semir rambut. Karena sambut paduka sudah banyak yang putih. Sudah banyak ubannya,” ujar tamu itu tadi.
Sang tamu berharap, ucapannya hanya obrolan ringan. Namun rupanya berbeda dengan raja. Bagi raja, pernyataan tamu ini telah menyinggungnya.