
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَجْتَهِدُ فِيْ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مَالاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ
Artinya: “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya.” (HR Muslim).
Pendapat Para Ulama
Para ulama ketika berbicara tentang kapan tepatnya malam Qadar itu telah berbeda pendapat sepanjang zaman. Hal itu bukan karena para ulama tidak mampu mendapatkan dalil, tetapi justru karena dalilnya tidak ada yang secara tegas menyebutkan kapan waktunya.
Dikutip dari buku Jaminan Mendapat Lailatul Qadar oleh Ahmad Sarwat terbitan Rumah Fiqih, berikut ini ragam pendapat mengenai waktu malam Lailatul Qadar.
BACA JUGA:Hore Waktunya Mudik! Ini Harga dan Cara Beli Tiket Kapal Merak Bakauheni 2025, Bisa Pesan Online
1. Malam Ganjil di Sepuluh Malam Terakhir Ramadan
Pendapat pertama mengatakan malam Lailatul Qadar jatuh pada malam-malam 10 terakhir Ramadan, khususnya pada malam-malam ganjil.
Pendapat ini merupakan pendapat jumhur ulama, di antaranya Madzhab Al-Malikiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah, serta Al-Auza'i dan Abu Tsaur.
Bahkan Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah menegaskan bahwa malam itu tepatnya malam tanggal 27 Ramadan.
2. Tiga Puluh Malam Ramadan
Pendapat kedua ini mengatakan Lailatul Qadar itu beredar sepanjang Ramadhan, sejak malam pertama hingga malam terakhir. Maksudnya bisa saja ada di malam-malam yang berbeda.
3. Sepuluh Malam Terakhir Ramadan
Pendapat ketiga mengatakan malam Lailatul Qadar itu adanya di malam-malam sepuluh terakhir bulan Ramadan, tetapi tidak bisa dipastikan pada tanggal berapa.
Namun, meski tidak diketahui, tanggalnya tidak berpindah-pindah, setiap tahun selalu jatuh pada tanggal yang sama.
Hanya saja Allah SWT merahasiakan malam itu kepada kita. Sehingga tetap dipersilakan untuk mencarinya di semua malam sepuluh terakhir.