NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Ini informasi penting buat seluruh warga. Selain cuaca panas ekstrem, kita juga mulai menghadapi kemarau dan kekeringan.
Disampaikan peneliti Klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, kekeringan akan mulai terjadi di Indonesia pada Juni 2023. Fenomena ini disebabkan oleh El Nino yang mulai terjadi.
BACA JUGA:Mari Tambah Wawasan, Ini Perbedaan Antara El Nino dan La Nina
“El Nino diprediksi mulai terjadi pada Juni dg dampak kering meluas pada Juli karena diikuti dengan potensi terjadinya IOD (Indian Ocean Dipole) positif," tulis Erma di Twitter, Kamis (25/5).
“Mulai Juni kekeringan akan mulai merambah selatan Indonesia dan berpotensi meluas pada Juli 2023 sehingga Juli dapat menjadi bulan paling kering terutama untuk Pulau Jawa," lanjutnya.
BACA JUGA:Ya Ampun! Fenomena El Nino Sampai Tahun 2024, Picu Rekor Suhu Terpanas di Bumi
El Nino diprediksi mulai terjadi pada Juni dg dampak kering meluas pada Juli karena diikuti dengan potensi terjadinya IOD positif. pic.twitter.com/L6W7vygK5M
- Dr. Erma Yulihastin (@EYulihastin) May 24, 2023
Ditambahkan Erma, potensi kekeringan di tanah air mulai tampak. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa fakta.
BACA JUGA:La Nina Modoki, ‘Bayi Perempuan’ yang Diprediksi Geser El Nino di Indonesia
1. Siklon tropis mawar di utara Papua dekat Filipina yang telah menggeser pusat konveksi dari selatan ke utara ekuator.
2. Kelembapan rendah yang berasosiasi pada atmosfer kering mulai tampak di selatan Indonesia dengan pengecualian wilayah timur tanah air.
3. Erma juga mengungkap kelembapan tinggi yang terpantau di timur Indonesia dekat Papua berasosiasi dengan fenomena South Pacific Convergence Zone (SPCZ)
“SPCZ berperan sebagai benteng terakhir yang melindungi Indonesia dari El Nino," kicau Erma.
BACA JUGA:MENGEJUTKAN, PBB Warning Ancaman El Nino, Mei-Juni 2023 Ini Sumbagsel dan 10 Daerah Kemarau