Tanda Kiamat Keluar Api dari Perut Bumi, Begini Penjelasannya

Minggu 28-05-2023,14:28 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

 

BACA JUGA:Update Cara dan Persyaratan KUR Mandiri Plafon Rp 50 Juta, Cek di Sini Angsurannya

Golongan pertama dihimpun sambil makan, berpakaian dan naik kendaraan. Golongan kedua terkadang berjalan dan terkadang berkendaraan. Mereka bergantian naik satu unta, sebagaimana telah disebutkan dalam shahih al-Bukhari dan shahih Muslim: dua orang menunggang satu unta, tiga orang menunggang satu unta, empat orang menunggang satu unta, sepuluh orang menunggang satu unta.

 

Artiya, mereka naik bergantian karena tempat yang sempit, sebagaimana telah dijelaskan dan ditafsirkan oleh hadis yang lain. Golongan ketiga dihimpun oleh api yang keluar dari kawah Aden yang mengepung manusia dari belakang mereka dan menggiring mereka dari semua arah ke tempat penghimpunan. Orang yang tertinggal akan dimakan oleh api tersebut.

 

Semua itu menunjukkan bahwa ini terjadi di akhir umur dunia, pada saat masih ada makan dan minum, naik kendaraan di jalan darat, dan lain-lain, dan ketika orang-orang yang tertinggal rombongan dimakan oleh api itu.

 

BACA JUGA:Libur Mulai Juni 2023, Ini Daftar Libur Semester Genap Siswa SD, SMP, SMA/SMA Seluruh Provinsi di Indonesia

Kalau ini terjadi setelah tiupan kebangkitan, maka tidak ada lagi kematian dan naik kendaraan di tanah keras, tidak ada lagi makan dan minum maupun memakai pakaian. Anehnya, Abu Bakar al-Baihaqi, setelah meriwayatkan kebanyakan hadis ini, menafsirkan berkendaraan ini pada hari kiamat. 

 

Ia mendukung pendapatnya itu dan melemahkan pendapat kami dengan menggunkana dalil, “Hari ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa menghadap Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami halau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.”

 

BACA JUGA:Ini 7 Tanda Orang Bermental Kaya, Hidupnya Sukses dan Banyak Uang

Bagaimana dia dapat menganggap benar pendapatnya dalam menafsirkan ayat itu dengan hadis tersebut, padahal di dalam hadis itu disebutkan “dua orang menunggang satu unta, tiga orang menunggang satu unta, empat orang menunggang satu unta, sepuluh orang menunggang satu unta,” dan ada penegasan eksplisit bahwa mereka naik bergantian karena tempat yang sempit? Pendapatnya tidak sesuai degan fakta ini.

 

Kategori :