“Tidak dan itu tidak perlu,” kata pedagang budak seenaknya.
Lalu ia menyeret budak barunya ke belakang rumah. Raja kemudian diberi parang dan diperintahkan untuk membelah kayu. Begitu banyak tumpukan kayu di belakang rumah Badui itu sehingga memandangnya saja raja sudah merasa ngeri, apalagi harus mengerjakannya.
BACA JUGA:Empat Zodiak Orang Cengeng dan Tiga Zodiak yang Cocok Menjadi Teman Sejati
“Ayo kerjakan!” bentak badui itu.
Raja pun mencoba memegang kayu dan mencoba membelahnya, namun si badui melihat cara raja memegang parang merasa aneh.
“Kau ini bagaimana, bagian parang yang tumpul kau arahkan ke kayu, sungguh bodoh sekali!,” seru badui itu marah.
Raja mencoba membalik parang hingga bagian yang tajam terarah ke kayu. Ia mencoba membelah namun tetap saja pekerjaannya terasa aneh dan kaku bagi si badui.
“Oh, beginikah derita orang-orang miskin mencari sesuap nasi, harus bekerja keras lebih dahulu. Wah lama-lama aku tak tahan iuga,” gumam raja.
Si Badui menatap raja dengan pandangan heran dan lama-lama menjadi marah. Ia merasa rugi barusan membeli budak yang bodoh. “Hai Badui! Cukup semua ini aku tak tahan,” kata raja.