Kala itu Khalid mendapat tugas yang amat berat dari Khalifah Umar, yaitu menaklukkan kekuasaan Persia. Imperium besar yang dalam sejarahnya pernah menaklukkan Kerajaan Romawi ini mampu ditaklukkan Khalid di bawah perintah Umar bin Khattab.
Keberhasilan menaklukkan Persia disambut pesta gemilang oleh seluruh pasukan. Namun, tidak demikian dengan Khalifah Umar. Dia membuat kaum muslimin terhenyak ketika tiba-tiba memecat Panglima Khalid.
Umar merupakan satu-satunya kepala negara yang berani mengambil keputusan memecat Panglimanya yang hebat.
BACA JUGA:18 Adegan Reka Ulang Tragedi Petani Kopi, Istri Korban Meneteskan Air Mata
KH Saifuddin Zuhri dalam memoarnya, Berangkat dari Pesantren (2013: 688) mengungkapkan, Khalifah Umar memecat Khalid bin Walid lantaran khawatir melihat gejala didewa-dewakannya Khalid oleh rakyat.
Sang Khalifah juga memikirkan kepentingan pribadi Khalid. Karena gejala tersebut bisa merusak moral dan mental Khalid sendiri sebagai manusia yang bisa lupa daratan.
Menerima kenyataan dipecat dari jabatan Panglima tidak membuat Khalid berang maupun marah, justru ia ikhlas karena Khalifah Umar justru lebih memahami itu. Khalid pun tetap setia mendampingi Khalifah Umar.
Khalifah Umar memang dikenal dengan ketegasannya. Riwayat lain mengisahkan, suatu ketika Umar mendapat laporan bahwa putra Gubernur Mesir telah menempeleng seorang warga negara tanpa tanpa sebab berarti dibanding perlakuan yang telah didapatnya itu.
Seketika, Umar segera memanggil sang Gubernur yang tak lain adalah Amr bin Ash untuk mengadapkan putranya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya yang dinilai sewenang-wenang itu.