Aku menjawab: “Hati yang tertutup, dan kekafiran yang dahsyat. Di daerah Daus kefasikan dan kemaksiatan telah merajalela.”
Lalu Rasulullah Saw berdiri, berwudhu lalu shalat dan ia mengangkatkan tangannya ke langit. Abu Hurairah berkata saat itu: “Ketika aku melihat Beliau melakukan hal itu aku khawatir Beliau mendo’akan kaumku sehingga mereka dapat binasa. Maka akupun berkata: “Ya kaumku….” Akan tetapi Rasulullah Saw berdoa: “Ya Allah berilah petunjuk bagi kaum Daus… Ya Allah berilah petunjuk bagi kaum Daus… Ya Allah berilah petunjuk bagi kaum Daus.”
Lalu Beliau menoleh ke arah Thufail seraya bersabda: “Kembalilah ke kaummu dan berlaku haluslah kepada mereka dan ajaklah mereka memeluk Islam!”
Al Thufail berkata: Aku masih saja terus berdakwah di daerah daus hingga Rasulullah Saw berhijrah ke Madinah. Meletuslah perang Badr, Uhud, dan Khandaq. Aku datang menghadap Nabi dengan membawa 80 kepala keluarga dari daerah Daus yang telah masuk Islam dan menjalankan keislamannya dengan baik.
Rasulullah Saw menjadi gembira karenanya, dan Beliau membagikan kepada kami jatah ghanimah (harta rampasan perang) Khaibar.
Lalu kami berkata: “Ya Rasulullah, jadikanlah kami pasukan tempur sisi kanan dalam setiap peperangan yang kau lakukan. Dan jadikanlah semboyan kami: “Mabrur”
Al Thufail masih berkisah: “Aku terus mendampingi Rasulullah Saw hingga Beliau menaklukkan Mekkah. Akupun berkata: “Ya Rasulullah, Kirimlah aku ke Dzul Kafain sebuah berhala milik ‘Amr bin Hamamah sehingga aku dapat membakarnya.