Al Thufail bin ‘Amr Al Dausy, Sahabat Nabi yang Mendapati Keinginan Menjadi Syahid

Kamis 01-06-2023,13:07 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

Rasulpun mengizinkan Thufail untuk melakukan itu dan ia berangkat menuju berhala itu dengan sebuah pasukan yang terdiri dari para kaumnya. Begitu ia sampai di sana dengan tekad bulat untuk membakar berhala itu. 

 

Rupanya banyak wanita, pria dan anak-anak yang menunggu datangnya musibah bagi diri Thufail. Mereka juga menunggu datangnya petir jika Thufail berani mendekat kepada Dzul Kafain. Akan tetapi Thufail terus mendekat ke arah berhala itu dengan disaksikan oleh para penyembah berhala.

 

Ia menyalakan api amarah di hatinya. Seraya berucap: Wahai Dzul Kafain aku bukanlah termasuk para penyembahmu, Kami lahir lebih dahulu daripada dirimu, Aku akan mengisi api dalam hatimu Seiring api melahap berhala tersebut, maka terlahap juga kemusyrikan yang ada di kabilah Daus. 

 

Seluruh kaumnya masuk ke dalam Islam dan mereka melaksanakan keislamannya dengan baik. 

 

Al Thufail bin ‘Amr Al Dausy setelah itu terus mendampingi Rasul Saw hingga Beliau kembali ke sisi Tuhannya. Begitu kekhalifahan diserahkan kepada Abu Bakar As Shiddiq, Al Thufail meletakkan diri, pedang dan anaknya untuk taat kepada khalifah Rasulullah Saw. 

 

Saat pecah peperangan terhadap kaum murtad, Al Thufail berangkat dalam barisan terdepan kaum muslimin untuk memerangi Musailamah Al Kadzab. Dan ia ditemani oleh anaknya yang bernama ‘Amr. 

 

Saat dalam perjalanan menuju Al Yamamah, Thufail bermimpi dan ia berkata kepada para sahabatnya: “Aku mendapatkan sebuah mimpi, ta’birkanlah oleh kalian mimpi tersebut untukku!” Para sahabatnya bertanya: “Apa mimpimu itu?” Ia menjawab: “Aku bermimpi bahwa kepalaku dicukur, dan ada seekor burung keluar dari mulutku, dan ada seorang wanita yang memasukkan aku ke dalam perutnya. Dan anakku ‘Amr mengejarku dengan cepat namun ada penghalang diantara kami.” Para sahabatnya berkata: “Mungkin akan membawa kebaikan.” 

 

Thufail berkata: “Demi Allah aku telah mencoba mentakwilkannya: adapun kepalaku yang tercukur itu berarti bahwa ia akan terpotong. Sedangkan burung yang keluar dari mulutku maka itu adalah ruhku. Adapun wanita yang memasukkan aku ke dalam perutnya adalah bumi dimana aku dikuburkan. Aku berharap dapat terbunuh sebagai syahid. Sedangkan anakku yang mengejar diriku itu berarti bahwa ia juga mencari kesyahidan seperti yang akan aku dapatkan –jika Allah mengizinkan- akan tetapi ia akan mendapatkannya pada kesempatan selanjutnya. 

 

Kategori :