BENGKULU, RBTVDISWAY.ID - Hari Raya Idul Adha lekat kaitannya dengan masakan olahan santan, sehingga kelapa masih menjadi bahan dapur yang paling dicari masyarakat. Saat ini, pantauan di pasar, harga santan maupun kelapa per butir masih tinggi.
BACA JUGA:Tinggal 2 Desa di Kaur Belum Ajukan Pencairan DD Tahap 1, Kenapa?
Dedy Budianto, pemilik usaha santan kelapa di Pasar Minggu menyebut, tingginya harga santan kelapa pasca Idul Adha ini karena kurangnya pasokan kelapa dan tingginya minat pembeli. Harga santan mengalami kenaikan yang signifikan sejak Minggu 8 Juni lalu hingga saat ini.
BACA JUGA:Puncak Musim Panen Kopi Bengkulu, Namun Harga Turun Jadi Rp 57.000 per Kg
“Harga kelapa naik sejak Minggu 8 Juni lalu hingga kini masih tinggi. Untuk kisaran tertinggi berada di 30 ribu rupiah per kilogram. Kalau kelapa per butir sampai 10.000 rupiah. Faktor kenaikan ini karena pasokan kelapa agak kurang, tapi peminat terus tinggi,”ujar Dedy Budianto.
Harga santan kelapa awalnya 28 ribu rupiah per kilogram, kini masih tinggi 30 ribu rupiah per kilogram. Sementara kelapa per butir dari harga awal 6.500 rupiah, sekarang naik sekitar 8.000 hingga 10.000 rupiah per butir.
BACA JUGA:Gen Z Wajib Tahu! 3 Kesalahan Fatal yang Harus Kamu Sadari Sekarang Sebelum Karirmu Hancur Sendiri
Tingginya harga kelapa, berimbas kepada pelaku usaha makanan berbahan olahan kelapa seperti rumah makan yang menyediakan masakan bersantan, maupun pelaku UMKM, dan makanan tradisional yang memerlukan bahan utama kelapa.
Nurhayati, pelaku usaha makanan khas Bengkulu, ikan pais atau pendap, mengaku mengalami kesulitan akibat masih tingginya harga kelapa parut di pasaran. Padahal, kelapa parut menjadi salah satu bahan utama dalam pembuatan masakan pendap.
BACA JUGA:Berkat Pemberdayaan BRI, Kelompok Wanita Tani Ini Terus Berinovasi Kembangkan Potensi Desa
Untuk mengatasi kendala tersebut, Nurhayati tidak mengambil solusi dengan menaikkan harga produk. Namun memilih mengurangi porsi pendap dari porsi biasanya tanpa mengurangi cita rasa.
“Kenaikan harga kelapa cukup berdampak, tapi tidak begitu terlalu karena saya mengatasinya lebih mengurangi porsi pendap sedikit dari porsi biasanya, tanpa kurangi cita rasa,”tutup Nurhayati.
BACA JUGA:Cek Pajak Mobil Toyota Agya 2025, Mobil Hatchback Modern yang Populer di Indonesia