Kisah Malaikat Penjaga Matahari dengan Seorang Pemuda dan Penjelasan Cara Malaikat Maut Mencabut Nyawa

Jumat 02-06-2023,00:20 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

 

Sementara itu, malaikat maut akan mencabut nyawa orang-orang yang beriman dengan cara yang baik dan santun. Mereka akan disambut, disambut dengan ucapan salam dan doa serta dipersilakan memasuki surga Allah. 

 

BACA JUGA:Agar Dilindungi Malaikat dari Kemiskinan, Kata Gus Baha Cukup Lakukan Amalan Ini

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda;

“Sesunguhnya setiap hamba yang mukmin apabila akan berpisah dengan dunia untuk menghadap akhirat maka turun Malaikat dari langit, wajahnya putih seperti matahari, mereka membawa kafan surga dan pewangi surga, mereka duduk sejauh pandangan mata, kemudian datang malaikat maut duduk di dekat kepala hamba orang mukmin dan berkata: ‘Wahai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah.’ 

 

Beliau berkata: maka keluarlah ruhnya seperti keluarnya air dari mulut kendi, maka diambilnya ruh itu. Dan tidak dibiarkan walaupun sebentar di tangannya, tetapi langsung diambil malaikat pembawa kafan untuk dibungkus kafan dan pengawet dari surga tadi. 

 

Keluarnya ruh itu seperti hembusan misik terharum yang ada di muka bumi. Kemudian, mereka membawa naik ruh itu dan tidak melewati sekelompok malaikat kecuali mereka bertanya: ‘Ruhnya siapa yang sangat baik ini?’ mereka menjawab ‘Ruhnya si fulan bin fulan’ dengan meyebutkan namanya yang baik yang dinamakan dengnanya di dunia. 

 

Kemudian berhenti di langit dunia dan mereka meminta dibukakan pintunya maka mereka dibukakan pintunya dan para malaikat ikut mengantarkan ruh itu sampai langit di atasnya sampai berhenti ruh itu di langit ke tujuh. 

 

Maka Allah berfirman: ‘Tulislah catatan hambaKu di Illiyin.’ Kemudian dikatakan: ‘Kembalikanlah dia ke bumi, karena sesungguhnya dari bumi (tanah) pertama Aku ciptakan mereka dan kedalam tanah mereka dikembalikan dan dari tanah sekali lagi mereka akan dikeluarkan. Beliau bersabda; ‘Maka dikembalikanlah ruh itu pada jasadnya’” (HR. An-Nasa’i)

 

 

Kategori :