Sakral Bagi Masyarakat Jawa, Malam Satu Suro Menurut Pandangan Islam dan Ustadz Adi Hidayat

Minggu 15-06-2025,17:48 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Agus Faizar

Tahun Baru Hijriyah

Tahun baru Hijriyah yang dimulai pada 1 Muharram merupakan momentum penting bagi umat Islam untuk melakukan introspeksi diri. 

Dalam konteks ini, Al-Muharram menjadi simbol awal perubahan, di mana kita dianjurkan untuk mulai meninggalkan semua yang haram dan menggantinya dengan amal shaleh. 

Maka tak heran jika malam ini seharusnya diisi dengan zikir, shalat malam, doa-doa, serta kegiatan ibadah lainnya. Inilah bentuk penghormatan sejati terhadap bulan Muharram menurut Islam.

BACA JUGA:6 Hewan Ini yang Dilarang Dipelihara Dalam Islam, Apa Alasannya?

Menyelaraskan Nilai Budaya dan Nilai Islam

Tak bisa dipungkiri bahwa budaya Jawa memiliki keunikan tersendiri, termasuk dalam menyambut malam Satu Suro. 

Namun, sebagai umat Islam, penting untuk memfilter mana tradisi yang bertentangan dengan syariat. Ritual atau keyakinan yang mengarah pada kesyirikan atau takhayul harus ditinggalkan. 

Islam tidak melarang pelestarian budaya, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran tauhid dan nilai-nilai Islam.

BACA JUGA:Rupiah Cepat Punya DC Lapangan? Coba Cek di Sini Jawabannya

Malam Satu Suro adalah Kesempatan untuk Mendekat pada Allah

Kesimpulannya, malam Satu Suro atau 1 Muharram bukanlah malam penuh kesialan, melainkan malam yang diberkahi dan dimuliakan oleh Allah. 

Jangan sampai kita terjebak dalam anggapan keliru yang menganggapnya sebagai malam penuh bahaya atau larangan. 

BACA JUGA:Jangan Main-main dengan Galbay, Ini Informasi DC Lapangan AdaKami yang Harus Diketahui

Justru, ini adalah waktu terbaik untuk memperbanyak ibadah, berdoa, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

Mari kita manfaatkan malam Satu Suro untuk memperbaiki diri, meningkatkan iman, dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dekat dengan ridho-Nya. Aamiin.

Kategori :