NASIONAL, RBTV.DISWAY.ID - Sakral bagi masyarakat Jawa, ini malam satu suro menurut pandangan islam dan Usztadz Adi Hidayat.
Pernahkah kamu mendengar tentang Malam Satu Suro? Bagi masyarakat Jawa, malam ini sangat istimewa dan sarat akan makna mistis maupun spiritual.
BACA JUGA:Ternyata Ini Sebabnya Pinjol Kirim DC Lapangan ke Rumah Anda
Namun, apakah benar Malam Satu Suro adalah malam penuh kesialan dan malapetaka? Dalam video yang diunggah oleh kanal YouTube Haziqa Wafa, Ustadz Adi Hidayat mnjelakan secara gamblang bgaiman sebenarnya pandangan Islam terhadap malam ini. Yuk, simak penjelasannya!
BACA JUGA:Ikuti Cara Ini agar DC Lapangan Shopee Tidak Datang ke Rumah
Tradisi Malam Satu Suro dalam Budaya Jawa
Masyarakat Jawa mengenal malam satu suro sebagai malam sakral yang dipenuhi oleh berbagai ritual adat.
Di berbagai daerah, malam ini sring kali dirayakan dengan kegiatan spiritual seperti tirakat, mandi di sungai keramat, mencuci benda pusaka, hingga menggelar doa bersama.
Semua ini dilkukan , dengan harapan mendapatkan keselamatan, ketentraman batin, serta menangkal mara bahaya yang diyakini lebih mudah datang di malam itu.
Keyakinan bahwa makhluk halus lebih aktif pada malam Satu Suro membuat suasana terasa mistis dan penuh kehati-hatian.
BACA JUGA:Bantuan Subdisi Upah (BSU) di Bengkulu Belum Cair, Ternyata Ini Penyebabnya
Asal Usul Penamaan dan Kalender Jawa-Islam
Malam Satu Suro sendiri merujuk pada tanggal 1 bulan Suro dalam penanggalan Jawa, yang sejatinya bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriyah. Nah, di sinilah letak pertemuan antara budaya dan agama.
Dalam Islam, bulan Muharram memiliki kedudukan yang sangat mulia. Kata Muharram berasal dari akar kata “harama-yahrimu-tahriman” yang berarti “yang diharamkan”.
Namun, bukan berarti bulan ini membawa kesialan. Justru sebaliknya, Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan oleh Allah dan dilarang untuk melakukan peperangan ataupun perbuatan buruk.