Rasulullah langsung berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari perbuatan memecutmu dengan sengaja. Wahai Bilal. Pergilah engkau ke rumah Fathimah, dan ambilkan pecut yang tergantung.”
Bilal langsung berangkat menuju rumah Fathimah. Tangan Bilal menepuk kepala sambil teriak histeris, “Luar biasa. Ini Utusan Allah meminta dirinya untuk diqisas (dibalas)!”
Sampai di rumah Fathimah, Bilal mengetuk pintu dan berkata, “Wahai Putri Rasulullah. Ambilkan pecut yang tergantung itu. Serahkan kepadaku.”
Fathimah bertanya, “Wahai Bilal. Apa yang akan dilakukan ayahku dengan pecut ini? Bukan hari ini adalah hari haji, bukan hari perang.”
Bilal menjawab, “Wahai Fathimah. Kamu pasti tahu akhlak ayahmu. Beliau menitipkan satu agama. Beliau akan meninggalkan dunia ini. Dan, beliau memberikan kesempatan pada siapa pun untuk membalas (qisas) kesalahannya.”
BACA JUGA:Orang Terpilih yang Menjadi Muadzin Zaman Nabi Muhammad
Fathimah lantas berkata, “Wahai Bilal. Siapa orang yang tega menuntut balas (qisas) dari Rasulullah?! Katakanlah kepada Hasan dan Husein, agar keduanya saja yang menerima pembalasan itu, sebagai pengganti Rasulullah. Minta orang itu membalas (melakukan qisas) kepada Hasan dan Husein, dan jangan membalas Rasulullah.”
Bilal kembali ke masjid dan meyerahkan pecut itu kepada Rasulullah. Rasulullah SAW lantas menyerahkan pecut itu kepada Ukasyah.
Abu Bakar dan Umar segera berdiri dan berkata kepada Ukasyah, “Wahai Ukasyah. Balaslah kepada kami berdua. Kami ada di hadapanmu. Jangan engkau balas Rasulullah.”