Tanpa disadari, doomscrolling bisa sangat merusak. Konsumsi konten negatif tanpa jeda membuat otak kita terus berada dalam mode waspada.
Lama-lama, ini memicu burnout mental, kelelahan emosional, serta perasaan putus asa dan tidak berdaya.
Efek lainnya termasuk:
- Meningkatnya rasa cemas berlebihan
- Gangguan tidur akibat pikiran yang tidak berhenti bekerja
- Turunnya produktivitas karena energi mental habis untuk hal-hal negatif
- Sulit fokus karena otak terlalu penuh informasi yang membebani
Bahkan menurut banyak ahli, doomscrolling bisa menjadi pemicu depresi ringan hingga berat, jika tidak dikendalikan dengan baik.
BACA JUGA:Infinix XPAD 20, Tablet Murah dengan Spek Menggoda, Ternyata Segini Harganya
Faktor Media Sosial yang Menjebak
Salah satu penyebab doomscrolling sulit dihentikan adalah desain media sosial itu sendiri. Platform seperti TikTok, Instagram, atau X menggunakan algoritma yang menampilkan konten emosional, sensasional, dan penuh kontroversi karena jenis konten seperti inilah yang paling memancing keterlibatan pengguna.
Semakin sering kita klik berita seram atau kontroversial, semakin sering algoritma menyajikannya ke kita. Akhirnya, kita terjebak dalam lingkaran konten negatif yang tidak ada habisnya.
BACA JUGA:Lebih Menguntungkan yang Mana, Honor Pad GT 2 Pro Vs Lenovo Yoga Tab Plus?
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Doomscrolling memang bukan hal mudah untuk dihindari, apalagi jika itu sudah jadi bagian dari rutinitas harian. Tapi bukan berarti kita tidak bisa melawan. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan:
1. Batasi waktu penggunaan media sosial
Buat jadwal kapan boleh akses berita, misalnya hanya 2 kali sehari. Hindari scrolling tanpa tujuan sebelum tidur atau saat bangun pagi.