Malam Satu Suro, Benarkah Hari Rayanya Setan atau Mitos Belaka? Begini Pandangan Islam

BACA JUGA:Kejati Bengkulu Tetapkan 3 Tersangka Baru Korupsi Mega Mall dan PTM, Ditahan di 2 Tempat

Beberapa orang juga percaya bahwa malam ini adalah malam yang baik untuk mencari ilmu hitam atau kesaktian.

Mitos-mitos ini mungkin berasal dari pengaruh budaya Hindu-Buddha yang pernah berkembang di Jawa sebelum Islam masuk.

Budaya Hindu-Buddha memiliki konsep tentang dunia bawah (bhurloka) yang dihuni oleh makhluk-makhluk halus yang bisa memberi manfaat atau mudarat bagi manusia.

BACA JUGA:Kejati Bengkulu Tetapkan 3 Tersangka Baru Korupsi Mega Mall dan PTM, Ditahan di 2 Tempat

Jadi, apakah malam Satu Suro berbahaya dan banyak setan beredar? 

Dalam pandangan Islam mitos mengenai malam Satu Suro hari rayanya setan tidaklah benar dan tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam.

Allah SWT tidak pernah menyebutkan bahwa ada hari atau tanggal tertentu dimana setan lebih kuat dan paling berbahaya.

Setan dan jin selalu ada di sekitar kita, tidak hanya pada malam Satu Suro dan mereka selalu berusaha untuk menggoda manusia agar terjerumus ke dalam dosa.

Oleh karena itu, kita harus selalu berlindung dan beribadah kepada Allah SWT dari godaan setan jin. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al- palak.

Nah jadi itulah jawaban mengenai malam Satu Suro yang disebut Hari rayanya setan, jadi dalam pandangan Islam pendapat itu tidaklah benar melainkan mitos belaka.

Sementara itu, selain disebut hari rayanya setan masih ada mitos-mitos lain yang sering dikaitkan dengan malam Satu Suro antara lain:

1. Tidak Boleh Menggelar Pesta atau Hajatan

Masyarakat Jawa umumnya percaya bahwa mengadakan acara pernikahan, syukuran, atau pesta pada malam 1 Suro dianggap tabu. 

Hal ini dipandang sebagai kekurangan rasa hormat terhadap kesucian malam ini, yang lebih tepat digunakan untuk melakukan kontemplasi dan meditasi. Pernikahan di bulan ini diyakini dapat mengundang kesialan dalam rumah tangga 

Sumber: