Warisan Leluhur,

NASIONAL, RBTVDISWAY.ID - Tradisi ngumbah keris di malam Satu Suro, acara sakral proses penyucian pusaka penuh energi leluhur.

Dalam budaya Jawa, bulan Suro atau Sura menjadi salah satu momen paling sakral dan penuh makna. Tak hanya dikenal sebagai awal tahun baru dalam kalender Jawa, malam satu Suro juga dipandang sebagai waktu yang tepat untuk melakukan berbagai ritual spiritual.

BACA JUGA:Konferensi PGRI Kabupaten Seluma Masa Bakti XXIII Tahun 2025-2030, Umardin Masih Diminta Jabat Ketua PGRI

Salah satu tradisi dalam malam satu suro yang paling populer dan sarat makna adalah ngumbah keris atau menjamas pusaka, seperti yang dipraktikkan oleh Yayasan Bumi Saudara Sebangsa dan disampaikan dalam video kanal YouTube Ganjil Misteri.

Prosesi Sakral Menjamas Pusaka di Bulan Suro

Pada malam satu Suro, banyak orang yang mempercayakan pusaka-pusaka mereka seperti keris, arca, dan benda-benda peninggalan leluhur untuk diruwat.

Di yayasan tersebut, tersedia sebuah kolam ruwatan kuno yang konon ditemukan dari ekspedisi dan berasal dari zaman kerajaan. Kolam ini dipakai sebagai tempat utama untuk proses penyucian atau jamasan.

BACA JUGA:Mantan Bupati Seluma Murman Efendi Dimiskinkan, Rumah, Kuari dan Kebun Sawit Disita Jaksa

Tak hanya air, prosesi ini juga mlibatkan bunga tujuh rupa, lumpang untuk ramuan, serta mntra khusus yang dibacakan sebagai bentuk permohonan restu kepada Tuhan dan penjaga arah mata angin.

Tradisi ini tidak dilakukan sembarangan. Sebelum memulai, para pelaku ritual menghadap ke empat penjuru mata angin sebagai simbol menghormati kekuatan alam semesta.
Ini sekaligus menjadi bentuk permohonan izin agar prosesi berjalan lancar dan penuh berkah.

BACA JUGA:BRI Fellowship Journalism 2025, 45 Jurnalis Dikukuhkan Jadi Penerima Beasiswa S2

Nilai Filosofis di Balik Keris dan Pusaka

Keris dan pusaka lain bukanlah sekadar benda biasa. Mereka dipercaya menyimpan energi spiritual dan nilai filosofi luhur.

Oleh karena itu, seperti halnya manusia yang butuh disuickan, pusaka juga dianggap perlu “dimandikan kembali” agar terhindar dari energi negatif dan tetap membawa keberkahan bagi pemiliknya.

Sumber: