Iklan RBTV

Misteri Harta Karun 6.000 Ton Emas Peninggalan Jepang Terkubur di Bumi Indonesia

Misteri Harta Karun 6.000 Ton Emas Peninggalan Jepang Terkubur di Bumi Indonesia

Misteri harta karun emas peninggalan Jepang di Indonesia--

Emas-emas ini lah kemudian digunakan Jepang untuk membiayai perang di Pasifik. Sebuah front pertempuran yang membentang luas dari Manchuria hingga Kepulauan Solomon.

Namun sejak tahun 1943, harta rampasan tak bisa dikirim ke Jepang. Penyebabnya, armada Jepang sudah kalah di lautan. 

Mereka tak punya lagi cukup kapal perang atau pesawat tempur guna mengawal kapal-kapal emas tersebut ke Jepang. 

Sekitar tahun 1945, Jepang sudah nyaris kalah total. Saat itu Pangeran Yasuhito, Jenderal Yamashita dan beberapa pejabat lain meledakkan terowongan dan gua untuk menutup timbunan emas dalam gua-gua di bawah tanah.

Kabar yang beredar, ada sekitar 6.000 ton emas, dan tak terhitung lagi berapa jumlah permata dan harta lainnya. Ini baru jumlah yang di Filipina. 

BACA JUGA:Tabel Rincian Dana Desa Kabupaten Kebumen Tahun 2025, Totalnya Lebih dari Rp 400 Miliar

Belum yang berada di Indonesia, Singapura, Burma, Malaya dan kawasan lain. Diduga masih banyak yang belum bisa diangkut ke Filipina untuk digabungkan.

Dari kabar yang berhembus itu, beberapa tahun silam pernah ada seorang bernama Rogelio Roxas mengklaim pernah menemukan patung budha dari berlian dan emas murni dari terowongan Jepang di Filipina. Dia menduga penemuan ini baru sebagian kecil dari Emas Yamashita.

Banyak versi yang menyatakan emas ini akhirnya dibagi oleh kekaisaran Jepang dengan intelijen militer Amerika Serikat. 

Emas inilah yang digunakan AS untuk operasi intelijen selama perang dingin menghadapi Uni Soviet dan Blok Timur.

Sementara Jepang menggunakan emas bagiannya untuk membangun perekonomiannya yang morat-marit usai perang. 

BACA JUGA:Jebol Plafon, Pencuri Gasak Rokok dan Uang Receh dari Toko Manisan

Alasan penguatnya, bagaimana Jepang bisa membangun perekonomian setelah perang tanpa suntikan modal yang luar biasa besar.

Alasan penguat lainnya, tidak ada satu pun anggota Kin No Yuri yang hidup setelah perang, selain Pangeran Yosuhito yang melarikan diri dengan kapal selam dari Filipina ke Jepang. 

Jenderal Yamashita dan prajurit lain, kalau tidak tewas saat perang, pasti dihukum mati tentara AS.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: