Iklan RBTV

6 Hari Berturut-turut, Harga CPO Merosot, Jadi Segini

6 Hari Berturut-turut, Harga CPO Merosot, Jadi Segini

Harga CPO Merosot --

NASIONAL, RBTVDISWAY.ID - Harga CPO 6 hari berturut merosot, petani dan industri perlu waspada.
Penurunan harga kontrak crude palm oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives bukan hanya sekadar gejolak angka di layar perdagangan.

Melemahnya harga selama enam hari berturut-turut hingga kemarin, Senin, 21 April 2025, menjadi sinyal penting bagi pelaku industri sawit untuk kembali menata ulang strategi.

BACA JUGA:Begini Kronologis Pembunuhan 2 Bocah, Mayat yang di Muara Jenggalu Ternyata Dibuang di Padang Serai

Banyak faktor yang memengaruhi pelemahan ini, seperti kombinasi dari rendahnya harga minyak mentah global, penguatan ringgit Malaysia terhadap dolar AS, serta potensi lonjakan produksi CPO menjadi pemicu utama.

Namun lebih dari itu, kondisi ini juga ikut serta memperlihatkan bahwa keadaan pasar yang juga semakin sensitif terhadap tekanan tingkat pertumbuhan ekonomi dan naik turunnya nilai tukar.

BACA JUGA:Ini Motif Pembunuhan 2 Bocah Penjelasan Kasat Reskrim Polresta Bengkulu

Dilansir dari sumber terpercaya, seorang trader komoditas, David Ng, mencatat bahwa pasar saat ini sedang menguji batas bawah di RM3.850 per ton. Level resistance diperkirakan berada di RM4.080.

Sementara itu, pelaku pasar masih menanti data produksi dari asosiasi seperti MPOA dan SPPOMA yang dapat memberikan gambaran lebih konkret terkait tren output sepanjang April.

Namun di sisi lain, ini bukan hanya soal angka, penurunan permintaan dari negara konsumen utama seperti India, serta perlambatan pertumbuhan global, juga ikut serta menjadi tantangan nyata yang menguji ketahanan dan adaptasi sektor hilir sawit.

BACA JUGA:Mayat Dalam Septic Tank Adalah Arjuna, Ini Ciri yang Dikenali Keluarga

Kepala riset komoditas Sunvin Group, Anilkumar Bagani, menyebut bahwa tekanan dari sisi permintaan bisa bertahan lebih lama jika tak diantisipasi sejak dini.

Dari data perdagangan terakhir, kontrak CPO untuk Mei 2025 ditutup turun RM47 menjadi RM4.070 per ton. Kontrak Juni dan Juli masing-masing anjlok ke RM3.962 dan RM3.910 per ton.

Volume perdagangan pun ikut menyusut menjadi 70.503 lot dari sebelumnya 72.684 lot, mencerminkan berkurangnya partisipasi pasar.

BACA JUGA:Masih Soal Produk Bermerek yang Mengandung Babi, Ini Cara Biar Nggak Ketipu Label Halal Palsu

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: