Mirip Emas! Tapi Batu Pirit Ini Perbedaan Keduanya yang Bikin Sungai Efrat Viral, Ternyata Segini Harganya
Batu pirit--
Bahkan, sering kali pirit tidak diperdagangkan secara bebas untuk perhiasan, karena sifatnya yang rapuh dan mudah teroksidasi.
Meski begitu, pirit punya nilai di industri kimia dan kadang dijadikan koleksi mineral karena bentuk kristalnya yang indah.
Beberapa orang juga memanfaatkannya untuk feng shui atau dekorasi, namun tetap saja nilainya jauh dari emas yang bisa mencapai Rp1.200.000 per gram.
BACA JUGA:Lagi Ramai Soal Gaji Pensiunan Naik 12%, PT Taspen Bengkulu Bilang Begini
Mengapa Bisa Ada di Sungai Efrat?
Baik emas maupun pirit terbentuk di dalam kerak bumi, biasanya melalui proses hidrotermal yang berlangsung ribuan hingga jutaan tahun.
Saat batuan yang mengandung mineral tersebut terkikis oleh air dan erosi, fragmen kecilnya bisa terbawa arus sungai.
Perbedaan berat membuat emas cenderung menetap di dasar sungai, sementara pirit yang lebih ringan mudah terbawa hingga ke tepi.
Kejadian heboh di Sungai Efrat ini kemungkinan besar dipicu oleh surutnya air akibat kekeringan ekstrem.
Dasar sungai yang terbuka memperlihatkan mineral yang selama ini tertutup lumpur, memicu salah kaprah di kalangan warga yang mengira kilauan itu adalah emas.
Fenomena di Sungai Efrat ini mungkin hanya soal pirit, mineral “emas palsu” yang nilainya nyaris tak seberapa.
Tapi bagi warga yang terhimpit ekonomi, kilau kuning itu sempat menyalakan harapan besar walau akhirnya harus padam.
BACA JUGA:Berapa Lama Air Mineral Kemasan yang Sudah Dibuka Bisa Bertahan dan Tetap Aman Diminum?
(Sheila Silvina)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


