10 Falsafah Sunan Kalijaga yang Sarat Makna, Diantaranya Jangan Merasa Paling Pandai
ilustrasi. falsafah yang diajarkan sunan kalijaga--
BACA JUGA:Begini Penyebab dan Cara Mengatasi Atap Rumah yang Bocor
10. Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sekti tanpo aji-aji, sugih tanpa bondho. Berjuanglah tanpa perlu membawa massa, menanglah tanpa mempermalukan, berwibawalah tanpa mengandalkan kekuatan, kayalah tanpa didasari kebendaan.
Sejarah hidup Sunan Kalijaga tidak semulus yang dibayangkan. Sebelum menjadi pendakwah, ia adalah bromocorah alias penjahat.
Riwayat kehidupan Sunan Kalijaga melintas-batas era kerajaan di Jawa yang silih-berganti. Ia menyaksikan perubahan sejak masa akhir Kerajaan Majapahit, lalu Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, hingga awal Kesultanan Mataram Islam.
Dilahirkan dengan nama Raden Said pada sekitar 1450 Masehi, Sunan Kalijaga merupakan putra Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban. Di masa mudanya, Raden Said dikenal dengan remaja nakal.
Akibatnya, Raden Said diusir dari rumah oleh orang tuanya. Kenakalan Raden Said justru menjadi-jadi. Ia menjadi bromocorah alias penjahat.
BACA JUGA:Perbandingan Jenis Atap Rumah Berdasarkan Bahan Baku
Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam (2020) yang ditulis Suhailid, ketika Raden Said merampok dan merampas harta orang-orang, ia dikenal dengan julukan Lokajaya, yang artinya adalah penguasa wilayah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: