Tradisi Tiwah Masyarakat Dayak, Jenazah yang Sudah Dikubur akan Digali Kembali
upacara tiwah masyarakat dayak--
Usai mangajan, beras merah dan kuning dilempar ke langit, hewan disembelih, dan darahnya dikumpulkan dalam wadah bernama sangku.
Nantinya, darah ini akan digunakan untuk memalas atau menyaki orang dan peralatan yang digunakan selama Tiwah dengan tujuan mensucikan.
Masuk hari keempat, Tihang Mandera didirikan dekat sangkaraya. Tiang panjang tersebut akan jadi tanda bahwa area kampung tertutup karena sedang menyelenggarakan Tiwah. Pada puncak upacara, tamu yang hadir akan naik rakit atau kapal berisi sesajian atau persembahan.
Pada inti upacara, arwah anggota keluarga atau salumpuk liaw akan melakukan perjalanan menuju Lewu Liaw. Prosesi ini diawali dengan penyembelihan hewan kurban yang diikat di tiang, kemudian ditombak oleh keluarga hingga mati.
BACA JUGA:8 Wisata Sejarah di Sumsel yang Asik Dikunjungi Saat Liburan, Cocok Untuk Menambah Wawasan Anak
Orang pertama yang diperkenankan menombak hewan ialah yang tertua dalam silsilah keluarga.
Kepala hewan kurban yang sudah mati akan dikumpulkan dan menjadi makanan para roh. Sedangkan dagingnya akan disantap bersama.
BACA JUGA:Sebelum Berkunjung ke Jam Gadang, Ini Fakta Menariknya, Ternyata Hadiah dari Ratu Belanda
Terakhir, tulang belulang akan bersihkan dan dibungkus kain merah, selanjutnya dimasukkan ke dalam sandung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: