Iklan RBTV Dalam Berita

Suara Bergetar Mata Berkaca, Ini Pesan Letkol Untung Pimpinan G30S PKI Sebelum Hadapi Regu Tembak

Suara Bergetar Mata Berkaca, Ini Pesan Letkol Untung Pimpinan G30S PKI Sebelum Hadapi Regu Tembak

Suara Bergetar Mata Berkaca, Ini Pesan Letkol Untung Pimpinan G30S PKI Sebelum Hadapi Regu Tembak--

Kusman kemudian pergi ke Madiun dan bergabung dengan teman-temannya. Setelah peristiwa Madiun, Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui Akademi Militer di Semarang.

Untung disebut sebagai salah satu lulusan terbaik Akademi Militer. 

Pada masa pendidikan ia bersaing dengan Benny Moerdani, seorang perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup RPKAD. 

Sebelum ditarik ke Resimen Cakrabirawa, Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II. 

Kedekatan Untung Dengan Soeharto Peneliti Amerika Serikat Victor M Fic dalam bukunya "KUDETA 1 OKTOBER 1965: Sebuah Studi tentang Konspirasi" terbitan Yayasan Obor Indonesia 2005, menceritakan tentang bagaimana kedekatan para konspirator G30S PKI dengan Soeharto, salah satunya adalah Letkol Untung. 

“Meski bukan simpatisan PKI, secara pribadi Suharto kenal dekat dengan para pemimpin G30S PKI sejak dia melakukan negosiasi dengan Musso, Wikana, dan lain-lainnya dalam rangka menumpas pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948 atas nama pemerintahan Presiden Soekarno,” tulis Victor M Fic. 

Letkol Untung mengenal Soeharto sejak operasi pembebasan Irian Barat, dimana Untung mendapat medali militer untuk keberaniannya dalam operasi saat menjadi anak buah Soeharto di markas besarnya di Sulawesi sebagai Panglima Komando Mandala.

Pada bulan Februari 1965 Untung dipindah dari Divisi Diponegoro di Jateng ke Jakarta untuk memimpin batalyon Pengawal Presiden, atas rekomendasi Soeharto sendiri, dan menduduki pos itu pada musim semi 1965. 

“Kedekatan hubungan dua orang itu mendapat bukti paling akurat dari fakta bahwa pada akhir bulan April 1964, Soeharto pergi meninggalkan Jakarta menuju Kebumen di Jawa Tengah, untuk menghadiri resepsi pernikahan Untung," ungkap Victor. 

 

Prajurit Tulen yang Tak Suka Politik 

 

Mantan Wakil Perdana Menteri Soebandrio menyebut Letkol Untung sebagai sosok prajurit tulen yang tidak tertarik dengan politik. Setidak begitulah penilaian Soebandrio selama kurun waktu interaksinya dengan Untung sebagai sesama tahanan di Cimahi.

“Selama beberapa bulan berkumpul dengan saya di Penjara Cimahi, Bandung, saya tahu persis bahwa Untung tidak menyukai politik. Ia adalah tipe tentara yang loyal kepada atasannya, sebagaimana umumnya sikap prajurit sejati. Kepribadiannya polos dan jujur,” tulis Soebandrio dalam memoarnya. 

Ini terbukti dari fakta bahwa sampai beberapa saat sebelum dieksekusi, dia masih tetap percaya bahwa vonis hukuman mati terhadap dirinya tidak mungkin dilaksanakan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: