Biaya Produksi Meningkat, Harga Kopi Ikut Naik
RbtvCamkoha - Biaya produksi pelaku usaha atau pedagang kopi bubuk mengalami kenaikan, pasca naiknya harga BBM bersubsidi. Hal ini berimbas kepada naiknya harga jual kopi bubuk di pasaran.
Pelaku usaha penjual bubuk kopi yang menggiling biji kopi menggunakan mesin, membutuhkan BBM solar untuk dapat menggiling biji kopi menjadi bubuk kopi.
Jufrial, salah seorang pedagang kopi di pasar tradisional Purwodadi, Kecamatan Arga Makmur, Bengkulu Utara menuturkan, ia membeli biji kopi lokal dari petani atau tengkulak dengan harga Rp 25.000 per kilogram.
Kemudian setelah digiling menjadi bubuk kopi, dijual dengan harga Rp 35.000 per kilogram. Padahal sebelumnya, harga kopi bubuk masih dapat dibeli oleh pelanggan dengan harga Rp 30.000 per kilogram.
\"Kalau dulu sebelum BBM naik, bisa dijual Rp 30.000. Kalau sekarang tidak bisa lagi. Itu saja sudah untung tipis,\" kata Jufrial, Sabtu (12/11).
Ditambahkan Jufrial, selain harga BBM solar yang naik, ia juga kesulitan membeli BBM solar subsidi di SPBU.
\"Kami belum ada surat rekomendasi dari dinas koperasi, yang bisa digunakan untuk beli solar subsidi. Jadi sekarang masih beli eceran. Harganya lebih mahal,\" tutur Jufrial.
Dikatakan juga oleh Jufrial, kondisi ini juga mempengaruhi daya jual beli kopi miliknya, yang mengalami penurunan penjualan.
\"Penjualan anjlok. Karena harganya tidak bisa kurang lagi dari Rp 35.000. Jadi pelanggan biasanya beli sekilo, jadi beli setengah kilo,\" ungkap Jufrial.
Novan Alqadri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: