Perayaan Tahun Baru: Persembahan Korban dan Celana Dalam Warna Pink
IST--
Oleh: Purnama Sakti
BENGKULU. RBTV.COM - Sebagian pembaca pasti sudah punya rencana untuk tahun baru. Kalaupun belum, mungkin sedang berpikir. Mau keluar kota? Jalan bersama teman? Atau hanya bakar-bakaran di rumah.
Kita semua setuju. Seingat kita, malam tahun baru selalu ramai. Tapi kalau ditanya sejak kapan ada perayaan atau kehebohan tahun baru? Kemungkinannya sedikit yang tahu.
Kalau mau tahu, begini cerita singkat perayaan tahun baru. Penulis merangkum dari berbagai sumber.
Diyakini perayaan tahun baru sudah ada sejak 2.000 tahun sebelum masehi. Awalnya dari daerah Babilonia. Letaknya sekarang di negara Irak. Sejarah Babilonia memang mendunia, karena disebut awal lahirnya peradaban dunia.
Zaman itu, tahun baru bukan dimulai Januari. Kekaisaran Babilonia memperingati tahun baru sekitar pertengahan Maret. Sedangkan kekaisaran Asyur atau Asiria memperingatinya pertengahan September.
Masuk ke fase Bangsa Romawi, awalnya mereka merayakan tahun baru setiap 1 Maret. Saat itu, kalender Romawi hanya 10 bulan. Dan dimulai Bulan Maret.
Kalender Romawi ini dibuat raja pertama Roma, Romulus. Berjalanannya waktu, pada abad ke-8 sebelum masehi, raja Romawi, Numa Pompilius menambahkan bulan Januarius dan Februarius dalam kalender. Atau sekarang kita mengenalnya Januari dan Februari.
Baru lah beberapa masa kemudian tahun baru di Romawi diperingati setiap 1 Januari. Orang yang menetapkan tahun baru 1 Januari yakni Kaisar Romawi, Julius Caesar.
Ketika menyusun kalender baru ini, Julius Caesar dibantu Sosigenes, seorang ahli astronomi asal Iskandaria (Mesir).
Julius Caesar menetapkan kalender dimulai 1 Januari sebagai penghormatan terhadap Dewa Janus. Karena penamaan bulan Januari diambil dari nama Dewa Janus.
Pada masa kekaisaran Romawi perayaan tahun baru diisi persembahan korban kepada Dewa Janus. (Sayangnya penulis belum menemukan keterangan, persembahan korban itu orang atau hewan).
Dalam mitologi Romawi, Dewa Janus memiliki dua wajah. Wajah bagian depan sebagai simbol masa depan. Wajah bagian belakang berarti masa lalu. Masyarakat Romawi juga meyakini Dewa Janus adalah dewa permulaan dan penjaga pintu masuk.
Kemeriahan perayaan tahun baru memang sudah ada sejak zaman Romawi. Ketika itu masyarakatnya mendekorasi rumah dan menggelar pesta. Bahkan pada zaman Babilonia, perayaan tahun baru diisi dengan festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: