Sekarang Karmin Jadi Kontroversial, Padahal Sudah Dimanfaatkan Sejak 5 Abad Lalu
Sekarang kontroversial, Karmin sudah digunakan sejak 5 abad lalu --
Penggunaan Cochineal sebagai Zat Pewarna
Zat karmin dari serangga Cochineal sampai saat ini masih digunakan sebagai bahan pewarna alami pada beberapa produk, seperti makanan, minuman, produk perawatan tubuh, dan kosmetik.
Dilansir dari laman MUI, beberapa jenis makanan yang biasanya mengandung pewarna karmin adalah es krim, susu, yoghurt, makanan ringan, dan lainnya yang biasanya memiliki warna merah. Selain itu digunakan pula pada produk perawatan tubuh atau kosmetik, seperti shampo, lotion, eyeshadow, lipstik, dan sebagainnya.
BACA JUGA:Insentif Kartu Prakerja Rp 4.200.000, Begini 5 Langkah Pencairan Melalui DANA
Tak hanya itu, dilansir dari laman Thpanorama, secara tradisional pewarna ini digunakan dalam industri tekstil dan industri farmasi untuk mewarnai obat-obatan. Sedangkan dalam tes biologis, zat ini juga dimanfaatkan untuk pewarnaan jaringan.
Untuk menghasilkan pewarna makanan, kutu daun Cochineal dikumpulkan, disortir, dibersihkan, dan dikeringkan dengan sinar Matahari. Setelah kering, maka perlu dihancurkan dengan mesin menjadi bubuk berwarna merah tua.
Dalam penggunaannya, pewarna ini bisa ditambahkan dengan larutan alkohol untuk lebih menonjolkan warna, demikian dilansir dari laman MUI.
BACA JUGA:Bansos Lansia Masih Cair Oktober 2023, Rp600.000 Siap Diambil di Kantor Pos
Kontroversi Penggunaan Karmin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: