Iklan dempo dalam berita

Korban Mandi Kembang Tengah Malam Bertambah

Korban Mandi Kembang Tengah Malam Bertambah

--

BENGKULU, RBTV.COM – Korban dugaan pencabulan yang dilakukan pimpinan salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kota BENGKULU terhadap santri, bertambah. Sebelumnya, modus yang dilakukan pelaku yakni menyuruh korban mandi kembang tengah malam.

Kasat Reskrim Polresta Bengkulu AKP. Welliwanto Malau mengatakan, saat ini sudah ada dua korban yang melapor ke Polresta Bengkulu. Sedangkan satu korban lainnya masih menunggu.

BACA JUGA:Pimpinan Ponpes Paksa Santriwati Mandi Kembang Tengah Malam, Apa yang Dilakukan?

Penyidik juga sudah memeriksa calon istri pelaku EF. Dari hasil pemeriksaan dan pengumpulan barang bukti, calon istri itu turut mengetahui aksi dugaan pencabulan yang dilakukan pelaku, namun tak melaporkan. Maka dikenakan pasal 55.

"Dari penyidikan dan pemeriksaan yang kita lalukan, sementara sudah dua korban yang melapor dengan modus yang sama. Yakni dengan memandikan korban, kemudian memegang bagian sensitif korban. Sedangkan satu korban masih menunggu," ungkap AKP Welliwanto Malau.

BACA JUGA:Tega Cabuli 2 Anak Kandung, Pria Ini Disel

Sebelumnya pelaku utama ditangkap tim Resmob Macan Gading Satreskrim Polresta Bengkulu di kediamannya, yang berlokasi di jalan Terminal Kelurahan Pekan Sabtu Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.

Adapun modus pelaku ingin mencabuli korban, yaitu dengan mengatakan korban telah dirasuki makhluk asing. Dengan modus dan tipu muslihat itulah, pelaku mendatangi asrama korban dan ingin mengobati korban.

Perbuatan pelaku sudah ditutupi selama 8 bulan terakhir, namun akhirnya terungkap pasca korban yang mengalami trauma psikis, nekat menceritakan yang dialaminya kepada orang tuanya. Melapor ke Polresta Bengkulu pada akhir bulan November lalu.

BACA JUGA:Iming-iming Jadi Karyawan, Pimpinan Pesantren Cabuli Santriwati

Peristiwa bejat terjadi bulan Maret sekitar jam 9 malam. Korban disuruh untuk menukar pakaian dan menggunakan kain saja untuk mandi kembang. Perbuatan tersebut dilakukan berulang dengan cara yang sama.

Dikarenakan pelaku adalah pimpinan ponpes sekaligus guru, korban tak berani berontak dan pasrah saat pelaku melancarkan aksi bejatnya. (rendra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: