Iklan dempo dalam berita

Tidak Seluruh Sahabat Nabi telah Wafat, Ini Ada Sahabat yang Sampai Sekarang masih Hidup

Tidak Seluruh Sahabat Nabi telah Wafat, Ini Ada Sahabat yang Sampai Sekarang masih Hidup

Pohon Sahabi yang menjadi sahabat Nabi Muhammad--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Tidak semua sahabat Nabi Muhammad telah wafat. Setidaknya diyakini masih ada satu sahabat Nabi yang masih hidup sampai sekarang. Yakni satu pohon yang berada di kawasan Buqa'awiyya. Pohon ini dikenal dengan nama 'Pohon Sahabi' dan diberi julukan 'The Only Living Sahabi'.

Pohon Sahabi terletak di dekat Kota Amman, Yordania serta dilindungi pula oleh Pemerintah Yordania. Disebut, dahulu Rasulullah SAW sering beristirahat dan berteduh di bawah pohon tersebut. Usia pohon ini lebih dari 1.400 tahun.

BACA JUGA:Julaibib Sahabat Nabi, Penampilannya Tidak Menarik Namun Dirindukan Bidadari Surga

Pohon Sahabi memiliki arti pohon yang diberkati. Pohon ini menjadi tanaman satu-satunya yang tumbuh di sekitar padang pasir itu. Terlihat, hamparan luas padang pasir yang menjadi panorama di sekelilingnya.

Pohon ini diinformasikan sebagai saksi pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan biarawan Nasrani bernama Bahira.

Syekh Said Ramadhan al-Buthi dalam kitab Fiqhus Sirah Nabawiyah menceritakan ihwal perjumpaan Nabi Muhammad dengan salah satu pendeta Yahudi. 

Dalam kitabnya disebutkan, ketika usia Nabi Muhammad genap 12 tahun, Abu Thalib melakukan perjalanan ke negeri Syam untuk berdagang bersama kafilah dagang Quraisy. Dia pun mengajak Muhammad kecil untuk ikut serta dalam perjalanan panjang itu. 

BACA JUGA:Saat Berperang, dari Mulut Sahabat Nabi Ini Keluar Cahaya, Pasukan Islam Akhirnya Menang

Ketika rombongan itu singgah di Bashra, wilayah antara Syam dan Hijaz, mereka bertemu dengan seorang pendeta Yahudi bernama Buhaira. Seorang pendeta yang sangat menguasai isi Kitab Injil dan memahami betul ajaran Yahudi. Di sanalah Buhaira melihat Nabi Muhammad sekaligus menjadi awal pertemuan mereka berdua.

Buhaira merupakan salah satu pendeta Nasrani yang masih memegang teguh dan mempertahankan tauhidnya kepada Allah, dengan meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Nabi Isa ‘alaihissalam bukanlah anak Tuhan melainkan seorang nabi yang diutus oleh Allah.

Dalam perjumpaan itu, dia memperhatikan Nabi Muhammad secara saksama dan mengajaknya bicara. Setelah pembicaraan itu selesai, Buhaira menemui Abu Thalib dan menyampaikan pertanyaan kepadanya, “Apa hubungan anak itu denganmu?”

BACA JUGA:Tidak Selalu Pertanda Sial, Kejatuhan Cicak di Tangan Kiri Justru Mendatangkan Rezeki

Abu Thalib menjawab, “Dia putraku.” (Abu Thalib menyebut Nabi Muhammad sebagai putranya karena begitu besar cinta dan sayang kepadanya).

Buhaira menukas, “Dia bukan putramu. Tidak mungkin ayah anak ini masih hidup.”   Abu Thalib akhirnya mengaku, “Dia keponakanku.”   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: