Iklan RBTV

Refleksi Jamaah Makassar di Masjid Merah Putih Bengkulu

Refleksi Jamaah Makassar di Masjid Merah Putih Bengkulu

Pendakwah dari Makassar hadir di Masjid Merah Putih--

BENGKULU, RBTVDISWAY.ID - Ahad, 21 Des 2025. Suasana pagi di Masjid Merah Putih Bengkulu terasa berbeda dan penuh semangat. Bukan hanya sebagai tempat itikaf dan ibadah, masjid megah bernuansa merah putih itu kini menjadi gelanggang “fikir” dan musyawarah yang intens. Hadir dalam forum tersebut para pendakwah dari Makassar yang dipimpin oleh Haji Ilham Suang, memberikan warna dan perspektif baru. 

Kehadiran Pejabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Herwan Antoni beserta staf, GM BETV Susanto, Sekretaris Jenderal KKS Tasron, serta sejumlah pengusaha yang tengah itikaf, menegaskan bahwa pertemuan ini adalah pertemuan strategis yang menyatukan unsur agama, pemerintah, media, dan penggerak ekonomi. 

Kekhawatiran yang sama menyelimuti ruangan: kegelisahan melihat ummat yang lebih ramai memadati Taman Balai Kota daripada Masjid, bahkan ketika waktu sholat tiba. Risau ini semakin mendalam setelah dua hari sebelumnya jamaah melakukan jaula (kunjungan) di sekitar kawasan masjid dan balai kota, menyaksikan langsung fenomena tersebut. Musyawarah pagi ini pun menjadi ruang pencarian solusi yang kreatif dan konkret. 

Berbagai usulan mengalir. Sekretaris UPZ Bank Bengkulu AH Said  mengusulkan sistem rolling partisipasi, di mana dua kelurahan dari 67 kelurahan di Kota Bengkulu diberi tugas membawa minimal 200 jamaah setiap hari, termasuk di dalamnya pelaku UMKM. Dengan sistem ini, tiap kelurahan hanya mendapat giliran sekali sebulan, sebuah skala yang dianggap terjangkau namun berdampak signifikan bagi kebersamaan. 

Usulan lain lebih berfokus pada daya tarik. Bagaimana agar masjid menjadi magnet bagi keluarga? Muncul ide membuat area bermain anak-anak yang aman dan edukatif di sekitar masjid. Ada juga usulan program kursus bahasa Inggris gratis untuk anak dan remaja, serta lomba mewarnai atau kelas melukis gratis di halaman masjid. Intinya, menjadikan masjid sebagai pusat peradaban dan pemberdayaan, bukan sekadar tempat sholat. 

Pembahasan juga menyentuh aspek keberlangsungan dakwah. Seorang peserta mengamati korelasi langsung antara semangat dakwah dengan isi kotak infaq. "Ketika dakwah menggebu, infaq melimpah. Saat dakwah redup, infaq juga menipis," ujarnya. Hal ini memicu diskusi tentang keberlanjutan finansial kegiatan keagamaan. Bahkan muncul usulan progresif: agar jamaah yang aktif bergerak di jalan dakwah (fisabilillah) dapat dipertimbangkan sebagai mustahiq (penerima) zakat melalui BAZNAS, sebagai bentuk dukungan terhadap aktivis dakwah.

"Walaupun mereka datang dengan harta dan diri sendiri, tapi mereka itu kan muhajirin, kita sebagai anshor sebaiknya menjadi tuan rumah yang baik menunaikan hak tamu." Ujar seorang peserta. 

Ada juga gagasan yang lebih sistematis dan transformatif: menetapkan kawasan sekitar Masjid Merah Putih sebagai Kawasan Wisata Religi. Dengan status ini, diharapkan tercipta ekosistem yang mendukung ibadah. Semua warung dan usaha di sekitarnya diusulkan untuk mengikuti aturan yang menghormati waktu sholat, misalnya dengan menutup sementara 10-20 menit sebelum adzan berkumandang. Ini adalah upaya untuk menciptakan lingkungan yang tidak hanya fisik, tetapi juga atmosfer spiritualnya, kondusif untuk mengingat Allah. 

Pertemuan pagi itu di Masjid Merah Putih Bengkulu adalah sebuah mozaik indah. Ia memperlihatkan bahwa kekhawatiran atas ketidakaktifan ummat tidak berhenti pada keluh-kesah, tetapi diejawantahkan dalam “fikir” kolektif yang tajam dan penuh inovasi. Dari sistemik hingga kultural, dari program anak-anak hingga regulasi kawasan, semua dibahas dengan semangat kebersamaan. 

Pertemuan ini adalah sebuah sinyal: masjid masa depan haruslah yang mampu memadukan kekuatan dzikir (mengingat Allah), fikir (berpikir strategis), dan ikhtiar (usaha nyata) untuk membangun dan merangkul ummat. 

Semoga api semangat dari musyawarah pagi di Bengkulu ini dapat menyala ke mana-mana, menginspirasi banyak pihak untuk bersama-sama membangun pusat peradaban Islam yang hidup, dinamis, dan penuh kasih.

Betungan, 21 Des 2025

Saeed Kamyabi

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: