Iklan dempo dalam berita

Kening Benjol Sebesar Telur, Silvia Tidak Mau Damai

Kening Benjol Sebesar Telur, Silvia Tidak Mau Damai

Korban tunjukan bejolan di kepala akibat pukulan --

Untuk menyelesaikan masalah ini, pihak sekolah memanggil kedua murid itu bersama orang tua mereka.

Pihak sekolah lantas mengumpulkan semuanya di ruang BK. Setelah berbicara beberapa saat, korban Silvia yang ikut hadir dalam pertemuan ini menyodorkan surat teguran kepada SA dan orang tuanya.

Korban meminta SA dan orang tuanya menandatangani surat teguran tersebut. Namun SA menolak.

BACA JUGA:Via Vallen Pernah Pingsan, Aksi Ratu Ambyar dan Band GIGI Dinanti

Keduanya mengira surat tersebut menandakan jika SA dikeluarkan dari sekolah. Walaupun seorang murid, SA menunjukan kepada gurunya jika dia emosi.

SA lantas keluar dari ruangan BK. Namun tidak lama kemudian SA kembali. Bukannya emosi sudah mereda, ternyata SA tambah emosi.

Dia langsung mengejar korban Silvia dan melepaskan pukulan. Tidak menggunakan tangan kosong, saat memukul korban Silvia ternyata SA menggunakan alat semacam besi yang dimasukan diantara jari tangan.

Pukulan SA mendarat di kening korban. Sangat keras. Sampai kening Silvia benjol.

"Awalnya mau menyelesaikan permasalahan pelaku dengan murid lainnya dengan mendatangkan pihak keluarga," ujar korban Silvia kepada RBTVCAMKOHA.COM.

Korban Silvia tidak terima dengan kejadian yang dialaminya itu. Dia kemudian melapor ke Polsek Ratu Agung. Laporan ini masih ditindaklanjuti, baik korban maupun terlapor sudah dimintai keterangan.

BACA JUGA:Kemendikbud Ristek Cari Calon Guru Penggerak, dari Bengkulu Masih Minim Pendaftar

Dalam peristiwa ini, korban Silvia mengaku tidak hanya dipukul sampai keningnya benjol. Menurut Silvia, dia juga mendapat ancaman pembun*han.

Kasus ini menyita perhatian banyak pihak. Termasuk PGRI Provinsi Bengkulu. Ketua PGRI, Haryadi berjanji akan mengawal laporan Silvia. Dia juga meminta PGRI Kota Bengkulu mengambil langkah-langkah sebagai respon dari kejadian ini.

Keterangan lain disampaikan Kepala SMAN 1 Kota Bengkulu, Rustiyono. Dikatakan Rustiyono, pelaku SA merupakan murid pindahan dari salah satu SMA swasta di Kota Bengkulu.

Dia baru enam bulan menjadi murid SMAN 1 Kota Bengkulu. Walau baru seumur jagung, namun catatan pelanggaran SA sudah banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: