Sejarah dan Ragam Tradisi Memperingati Hari Maulid Nabi, Pertama Kali di Zaman Khalifah Mu’iz li Tahun 341 H
--
Meski demikian, pendapat tersebut juga masih menjadi diperdebatkan, karena tidak ditemukan catatan sejarah yang menetapkan bahwa Shalahuddin menjadikan Maulid sebagai bagian dari perjuangannya dalam Perang Salib.
Selain sejarah, perayaan Maulid Nabi juga memiliki beberapa nilai dan makna diantaranya:
1. Spiritual
Setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa cinta pada Rasulullah dengan merayakan Maulid Nabi. Luapan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan terhadap nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam surah (dijelaskan dalam Q.S Yunus: 58).
2. Nilai Sosial
Memuliakan serta memberikan jamuan makanan para tamu ketika merayakat Maulid Nabi, merupakan bentuk rasa syukur kepada sang Maha Pencipta.
3. Nilai Moral
Nilai moral dapat dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia, serta kisah teladan Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA:3 Keutamaan Mengamalkan Surah At- Thalaq Ayat Seribu Dinar Sehabis Sholat Fardhu
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dipahami bahwa Maulid Nabi merupakan perayaan atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Perayaan ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya dan tradisi Islam di Indonesia termasuk berbagai belahan dunia.
Putri Nurhidayati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: