Gadis Cantik yang Durhaka Terhadap Ibu Kandung Menjadi Legenda Batu Menangis dari Kalimantan
--
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Legenda Batu Menangis merupakan cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan Barat. Meski masih dalam perdebatan, cerita ini masih dipercayai oleh sebagian orang. Batu Menangis memiliki cerita yang mirip dengan Malin Kundang, akan tetapi latar terjadinya yang berbeda.
Legenda ini menceritakan seorang janda yang memiliki seorang anak perempuan yang cantik sekali. Tetapi sayangnya, anak Perempuan ini memiliki sifat sangat buruk. Batu Menangis ini dapat kamu temui di provinsi “Seribu Sungai”, atau dikenal dengan Kalimantan Barat. Tepatnya di Desa Jabar yang masih di dalam wilayah Kecamatan Ella Hilir. yang dilintasi ratusan sungai besar dan kecil yang membuatnya mendapatkan julukan seribu sungai. Lalu bagaimana kelanjutan lengkap dari cerita batu menangis ini?
Cerita ini diawali dengan hiduplah seorang janda miskin bersama anak perempuannya yang memiliki paras yang sangat cantik. Mereka berdua hidup di tengah hutan yang sangat terpencil dan jauh dari keramaian orang di sebuah daerah di Kalimantan Barat.
Anak Perempuan ini Bernama darmi, Darmi merupakan gadis cantik tapi durhaka terhadap ibunya. Darmi memiliki watak yang sombong, manja, dan keras kepala. Demi menjaga kecantikannya tetap bersinar. darmi hanya akan melakukan kegiatan kesehariannya dengan mandi, menyisir, bersolek, dan berdiam diri dalam rumah.
Sedangkan ibunya, yang merupakan seorang janda , setiap hari banting tulang di kebun untuk menghidupi dirinya dan Darmi. Tidak sekalipun sang ibu memikirkan kulitnya akan menjadi gelap karena terus-terusan berada di bawah terik matahari, atau bau tidak sedap karena berkeringat.
Selain itu, Darmi juga bersikap sangat manja, apa yang diinginkannya harus dituruti tanpa memedulikan keadaan ibunya yang miskin. Salah satunya adalah ketika ia meminta sang ibu yang sedang sakit untuk mencucikan bajunya.
Darmi akan marah dan mengancam akan meninggalkan ibunya sendirian sang ibu menolak melakukanya. Karena ancaman itu, sang ibu akhirnya terpaksa menuruti permintaan putrinya untuk mencuci baju.
Pada suatu hari, Darmi dan ibunya hendak berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar yang letaknya amat jauh dan harus berjalan kaki. Darmi pergi dengan menggunakan pakaian yang bagus, sedang ibunya memakai pakaian kusut dan masih harus membawa keranjang untuk belanjaannya.
Ketika sampai di pasar, banyak orang yang terpukau dengan kecantikan Darmi itu dan mereka mencoba untuk mengenalnya. Setiap laki-laki yang mendekat untuk berkenalan pun tidak lupa juga menanyakan siapa wanita yang bersamanya.
Namun sayangnya, Darmi justru menjawab bahwa wanita yang bersamanya adalah pembantunya. Sang ibu yang mendengar itu merasa terhina dan sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan putrinya.
Sang ibu tak kuat lagi dengan semua perlakuan yang dirasakanya karena anaknya. Ia melepas gerobak yang dipegangnya lalu bersimpuh ke tanah. Sangking sakit hatinya, sang ibu sampai menangis. Ia keluarkan semua tangis yang selama ini tertahan dan meminta pertolongan Tuhan, Sang ibu meminta mengakhiri sakit hati, lelah, dan doanya yang sia-sia meminta kebahagian untuk Darmi.
Seketika langit pun berubah menjadi gelap, angin berembus kencang. Ternyata Tuhan mendengar doa sang ibu. Darmi yang masih dikelilingi para pemuda tiba-tiba merasa kakinya kaku dan mulai terasa berat.
Seketika Darmi menyadari bahwa tubuh nya tidak dapat digerakan setengah, ia menyadari bawah dia terkena kutuk karena perbuatannya pada ibu. Saat tubuhnya semakin berat, Darmi menangis ketakutan. Saking beratnya, tubuh Darmi tertarik jatuh ketanah. Kini darmi pun bersimpuh, menangis makin kencang.
Kakinya berubah menjadi batu, semakin naik keatas hingga sampai ke pinggul, Darmi makin ketakutan, ia memanggil-manggil ibunya. Meminta maaf dan berjanji tak akan mengulangi perbuatannya selama ini. Ibu hanya bisa melihat itu semua, lalu menghampiri putrinya yang telah separuh menjadi batu. Keduanya hanya bisa menangis bersama, hingga akhirnya Darmi berubah sepenuhnya menjadi batu. Anehnya, dari dalam batu Darmi tetap mengeluarkan air mata hingga beberapa lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: