Iklan dempo dalam berita

5 Mitos dan Fakta Tentang Gula, Tetap Dibutuhkan Tubuh untuk Sumber Energi, Ingat Jangan Berlebihan

5 Mitos dan Fakta Tentang Gula, Tetap Dibutuhkan Tubuh untuk Sumber Energi, Ingat Jangan Berlebihan

5 Mitos dan Fakta Tentang Gula, Tetap Dibutuhkan Tubuh untuk Sumber Energi--Foto ilustrasi

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM –  Gula menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, hadir sebagai pemanis dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi secara luas di seluruh dunia. Gula, sebagai pemanis yang telah digunakan selama bertahun-tahun, merupakan karbohidrat larut yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Gula sederhana, atau monosakarida, mencakup glukosa dan fruktosa, sementara gula pasir, atau disakarida, terdiri dari sukrosa yang terbentuk dari glukosa dan fruktosa. Saat pencernaan, tubuh memecah disakarida menjadi monosakarida.

Meskipun memberikan rasa manis yang nikmat, penting untuk memahami dampak konsumsi gula berlebihan terhadap kesehatan. Sebagai karbohidrat larut, gula memiliki peran utama dalam menyediakan energi bagi tubuh, tetapi kesadaran akan penggunaan yang berlebihan dan upaya untuk menjaga keseimbangan tetap kritis dalam menjalani gaya hidup sehat.

Meskipun demikian, masih banyak mitos tentang gula di internet, sehingga penting untuk mengetahui fakta yang sebenarnya agar tidak terpengaruh oleh informasi yang bersifat mitos, berikut informasinya:

1. Saat Diet, Hindari Mengkonsumsi Buah

Mitos konsumsi gula yang pertama adalah menghindari buah saat diet karena kandungan gulanya. Ini adalah anggapan keliru. Meskipun buah memiliki gula alami, mereka juga kaya akan senyawa-senyawa sehat seperti vitamin, mineral, dan serat. Studi-studi mengatakan bahwa konsumsi buah dapat berkontribusi pada penurunan angka kematian dan membawa manfaat kesehatan. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa mangga kering beku tidak berdampak negatif pada berat badan dan bahkan memberikan efek positif pada glukosa darah puasa. 

Begitu pula, mengonsumsi blueberry telah terkait dengan peningkatan sensitivitas insulin. Oleh karena itu, menghindari buah secara keseluruhan tidak dianjurkan dalam upaya menjaga berat badan dan kesehatan.

2. Gula Dapat Membuat Anak Menjadi Hiperaktif

Mitos yang menyatakan bahwa gula menyebabkan anak menjadi hiperaktif telah dipercayai oleh sebagian besar orangtua. Namun, fakta menunjukkan sebaliknya. Belum ada studi ilmiah yang berhasil membuktikan bahwa gula menyebabkan hiperaktivitas pada anak. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA menyimpulkan bahwa gula, terutama sukrosa, tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja kognitif atau perilaku anak-anak. 

Oleh karena itu, pembatasan pemberian gula pada anak-anak tidak dapat disimpulkan sebagai solusi untuk mengurangi tingkat hiperaktivitas mereka. Penting untuk memahami bahwa faktor-faktor lain seperti genetika, lingkungan, dan faktor psikososial juga berperan dalam perilaku anak.

3. Gula Dapat Menyebabkan Kanker

Sebagian besar ahli meyakini bahwa gula tidak secara langsung menyebabkan kanker atau menjadi bahan bakar untuk penyebarannya. Sel kanker memang memiliki kecepatan pembelahan yang tinggi, yang berarti mereka membutuhkan banyak energi yang dapat diperoleh dari gula. Inilah yang mungkin menjadi dasar dari mitos tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa semua sel, termasuk sel kanker, membutuhkan gula sebagai sumber energi. Selain gula, sel kanker juga memerlukan nutrisi lain seperti asam amino dan lemak untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, tidak tepat untuk mengatributkan semua perkembangan kanker hanya pada gula. Cancer Research UK menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mengikuti diet bebas gula dapat mengurangi risiko kanker atau meningkatkan peluang bertahan hidup setelah terdiagnosis.

Seperti halnya diabetes, peningkatan asupan gula dikaitkan dengan peningkatan berat badan. Kelebihan berat badan dan obesitas, pada gilirannya, terkait dengan peningkatan risiko kanker. Dengan demikian, meskipun gula tidak secara langsung menjadi penyebab kanker dan tidak memfasilitasi perkembangannya, risiko dapat meningkat jika seseorang mengonsumsi gula dalam jumlah besar dan mengalami obesitas.

4. Gula Tidak Berguna Untuk Kesehatan Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: