Iklan dempo dalam berita

Munculnya Pertanda Baru Kiamat di Samudera Atlantik, Sirkulasi Laut Menuju Titik Kritis

Munculnya Pertanda Baru Kiamat di Samudera Atlantik, Sirkulasi Laut Menuju Titik Kritis

Munculnya Pertanda Baru Kiamat di Samudera Atlantik, Sirkulasi Laut Menuju Titik Kritis--Foto: ist

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Heboh, munculnya pertanda baru kiamat di Samudera Atlantik, sirkulasi laut di Samudera Atlantik menuju titik kritis.

Sang raksasa biru, menyimpan rahasia mengerikan tentang masa depan Bumi. Para ilmuwan menemukan tanda-tanda "kiamat bumi" atau perubahan iklim yang kian nyata di sana, dengan kerusakan sirkulasi laut yang disebut Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC).

BACA JUGA:Lokasi yang Disebut Tempat Munculnya Dabbah, Binatang Melata yang Jadi Tanda Kiamat

Dilansir oleh The Guardian, sirkulasi laut di Samudera Atlantik menuju titik kritis, yang merupakan berita buruk bagi sistem iklim global dan manusia. Para ilmuwan terkejut dengan kecepatan kerusakan ini, meski mereka belum mampu memprediksi seberapa cepat hal itu akan terjadi.

Dengan menggunakan model komputer dan data historis, para peneliti mengembangkan indikator peringatan dini terhadap kerusakan AMOC, sebuah komponen kunci dalam regulasi iklim global.

AMOC membawa panas, karbon, dan nutrisi dari daerah tropis ke Lingkaran Arktik, yang membantu mengatur energi di seluruh bumi dan memoderasi dampak pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

BACA JUGA:6 Ciri Sosok Dabbah, Julukan Hewan yang Menandakan Datangnya Hari Kiamat

Penelitian menunjukkan bahwa AMOC telah mengalami penurunan sebesar 15% sejak tahun 1950, berada pada kondisi terlemah dalam satu millennium.

Selain itu, berdasarkan penelitian tentang perubahan suhu di permukaan laut, titik kritis dapat terjadi antara tahun 2025 dan 2095. Meskipun Kantor Meteorologi Inggris menyatakan bahwa perubahan besar dan cepat dalam AMOC tidak mungkin terjadi pada abad ke-21.

Makalah baru yang diterbitkan di Science Advance melakukan penelitian pada tingkat salinitas di Selatan Samudera Atlantik, menemukan bahwa penurunan AMOC yang lambat dapat menyebabkan keruntuhan mendadak dalam waktu kurang dari 100 tahun, dengan konsekuensi bencana.

BACA JUGA:Mengenal Dabbatul Ardh, Hewan yang Muncul Sebagai Tanda Kiamat, Keluar Setelah Bencana Ya'juj Ma'juj

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa hal ini merupakan ‘berita buruk’ bagi bumi, dengan permukaan Atlantik yang mungkin naik satu meter di beberapa wilayah, membanjiri banyak kota pesisir.

Dampaknya juga akan dirasakan pada musim hujan dan kemarau di Amazon serta suhu global yang fluktuatif di seluruh dunia, dengan belahan bumi selatan menjadi lebih hangat dan Eropa mengalami penurunan suhu drastis dengan curah hujan yang meningkat.

Perubahan ini diperkirakan akan terjadi 10 kali lebih cepat dari yang terjadi saat ini, membuat adaptasi menjadi hampir tidak mungkin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: