Iklan RBTV Dalam Berita

Muhammadiyah Sudah Tetapkan Jadwal Puasa Ramadhan, Kenapa Sering Berbeda dengan NU?

Muhammadiyah Sudah Tetapkan Jadwal Puasa Ramadhan, Kenapa Sering Berbeda dengan NU?

Kenapa penetapan 1 ramadhan Muhammadiyah sering berbeda dengan NU?--

Selain itu, tidak sedikit masyarakat yang mengirimkan makanan khas Betawi, seperti sayur gabus pucung yang dibungkus di dalam rantang. 

BACA JUGA:Rilis September 2024, Begini Bocoran Spesifikasi Xiaomi 15 Series

3. Tradisi Padusan dari Jawa Tengah dan Yogyakarta 

Tradisi padusan merupakan tradisi jelang bulan Ramadan yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Tradisi padusan adalah kegiatan menyucikan diri untuk membersihkan jiwa dan raga sebelum puasa Ramadan. 

Kata padusan sendiri diambil dari bahasa Jawa adus yang artinya "mandi." Tradisi padusan dilakukan dengan cara pergi ke mata air lalu mandi, keramas, atau berendam ramai-ramai. 

Terdapat sejumlah sumber mata air yang biasanya dijadikan tempat padusan, yaitu Umbul Ponggok dan Umbul Manten Klaten, Umbul Pajangan dan Sendang Ngepas Lor Sleman, Umbul Ngabean Boyolali, dan masih banyak lagi. 

Tradisi padusan yang seharusnya sakral saat ini berubah menjadi komoditi pariwisata. Tidak sedikit wisatawan yang datang dari dalam maupun luar negeri untuk ikut beramai-ramai melihat atau bahkan berpartisipasi dalam tradisi ini. 

BACA JUGA:Aplikasi Pinjol yang Bisa Berikan Pinjaman Pertama Sampai Rp50 Juta, Ini 5 Rekomendasinya

Padusan dilakukan sebagai media untuk merenung dan introspeksi diri dari berbagai kesalahan yang dibuat pada masa lalu.

Oleh karena itu, sebagian orang menganggap bahwa ritual ini sebaiknya dilakukan seorang diri. 

4. Tradisi Balimau Kasai dari Riau 

Menjelang bulan suci Ramadan, Orang Kampar yang tinggal di Provinsi Riau menjalankan tradisi balimau kasai.

Tradisi ini berupa mandi menggunakan air yang dicamur jeruk atau dalam bahasa Kampar limau. Jenis limau yang digunakan beragam, mulai dari jeruk purut, jeruk nipis, hingga jeruk kapas. 

Air campuran limau ini kemudian dituangkan ke orang-orang sebagai ungkapan rasa syukur, kegembiraan, sekaligus simbol penyucian diri sebelum memasuki bulan puasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: