Penemuan Harta Karun di Jawa Barat dengan Nilai Miliaran Rupiah, Apakah Masih Ada? Ini Lokasinya
Penemuan harta karun di Jawa Barat, apakah masih ada?--
Demi mencegah timbulnya keributan, Alex langsung membawa guci harta karun tersebut ke markas dan menyimpannya di atas tempat tidurnya. Dia kemudian memerintahkan anak buahnya untuk menjaga temuan berharga tersebut selama 24 jam penuh.
Pada keesokan harinya, beberapa tokoh agama dan masyarakat dari Cigombong mendatangi Alex, menyatakan keinginan agar harta karun tersebut diserahkan kepada mereka untuk kepentingan perjuangan. Namun, Alex ingin memastikan keseriusan mereka dalam berjuang.
"Dapatkah saya yakin bahwa Anda semua benar-benar akan berjuang?" tanya Alex kepada para tamu.
Para tamu dengan tegas mengangguk, meyakinkan Alex bahwa mereka sungguh-sungguh akan berjuang.
Tanpa banyak bicara, Alex pergi ke belakang dan kembali membawa dua peti granat dari pabrik senjata Republik di Sukabumi.
"Ini untuk berjuang," ucap Alex singkat. Namun, alih-alih merasa gembira, para tamu terdiam dan terpaksa menerima dua peti granat tersebut.
Atas saran Residen Bogor Moerdjani, Alex kemudian memutuskan untuk menyerahkan harta karun tersebut kepada Kementerian Dalam Negeri.
Dengan pengawalan dari empat anak buahnya yang terpercaya, guci yang berisi emas, permata, dan berlian itu diberangkatkan ke Purwokerto, di mana pada saat itu Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia berada.
"Surat penerimaan guci tersebut ditandatangani oleh Mr. Sumarman, Sekretaris Kementerian Dalam Negeri," ungkap Alex Kawilarang dalam biografinya.
Meskipun surat tanda terima itu telah musnah terbakar dalam serangan militer Belanda terhadap markasnya di Panumbangan selama Operasi Produk atau Agresi Militer I, peristiwa tersebut cukup menegaskan bahwa Alex bukanlah tipe perwira yang ingin memanfaatkan kedudukannya untuk kepentingan pribadi.
BACA JUGA:Penemuan Harta Karun Emas Berusia dari 1.300 Tahun dalam Makam di Panama oleh Para Arkeolog
Nasib harta karun itu masih menjadi misteri hingga saat ini, dengan keberadaannya tidak pernah jelas.
Namun, pada bulan Agustus 1972, majalah Mimbar melakukan investigasi mengenai keberadaan harta tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: