Iklan RBTV Dalam Berita

Identik dengan Perempuan Asia Tenggara, Ternyata Begini Asal Usul Kebaya Kutu Baru

Identik dengan Perempuan Asia Tenggara, Ternyata Begini Asal Usul Kebaya Kutu Baru

Ternyata Begini Asal Usul Kebaya Kutu Baru--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Identik dengan Perempuan Asia Tenggara, ternyata begini asal usul kebaya kutu baru.

Salah satu jenis kebaya klasik Indonesia adalah kebaya dengan bef atau yang dikenal dengan nama kebaya kutu baru.

Karakteristik kebaya yang muncul di akhir abad ke-18 ini adalah secarik kain yang menghubungkan lipatan kebaya sisi kiri dan kanan di bagian dada (kutubaru). 

BACA JUGA:Dear Millennial! Yuk Mengenal Kebaya Kartini, Mulai dari Sejarah Hingga Asal Usulnya

Dalam pemakaiannya, kebaya ini biasanya ditambahkan dengan kain yang dililit pada bagian perut (stagen) yang menguatkan siluet feminin dari tubuh Perempuan.

Tak ada catatan pasti dari mana kebaya ini berasal, namun kebaya kini identik dengan negara Asia Tenggara terutama di kawasan Semenanjung Malaya, termasuk Indonesia.

Kata kebaya telah muncul dalam dicatat Gubernur Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles yang kemudian dibukukan dalam History of Java (1817). 

BACA JUGA:Ini 7 Inspirasi Kebaya Kartini Modern, dari Batik Hingga Tampilan Asimetris

Bentuk awal kebaya diyakini berasal dari Kerajaan Majapahit (berkuasa hingga 1389), yang digunakan permaisuri dan selir untuk menutupi tubuh yang hanya beralas kemben. 

Di masa itu kemben merupakan pakaian utama. Ketika Islam masuk ke nusantara, perempuan kraton mulai menutupi tubuhnya dengan kain tambahan dengan bentuk yang sekarang kita kenal dengan kebaya.

Selanjutnya kebaya menjadi pakaian kebesaran perempuan kraton Jawa di Abad ke-V, dengan bahan berupa beludru, sutra ataupun brokat yang digunakan dengan bros dan kain panjang.

Masyarakat biasa pun menggunakan kebaya, dengan bahan lebih ringan semacam kain tisu atau sifon tanpa hiasan bros meski masih menggunakan kain panjang.

BACA JUGA:6 Model Kebaya Populer di Indonesia Saat Ini, Cocok Dipakai Saat Hari Kartini

Di masa penjajahan, perempuan Belanda yang tinggal di tanah air pun kerap mengenakan kebaya dalam agenda resmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: